“Kedepan, kita tidak ingin lagi jadi daerah penghasil, tapi yang dapat nama itu daerah lain. Seperti contoh, kita penghasil beras. Tapi di luar sana, beras Solok yang paling trend. Padahal, sebagian besar beras itu berasal dari Padang Pariaman,” ulas dia.
“Padang Pariaman juga penghasil manggis, tetapi yang punya nama Limapuluh Kota. Jadi, penting bagi kita menerobos ini. Padi dan manggis yang kita hasilkan, tetap kita punya labelnya sampai kemana pun,” pungkasnya.
Sementara itu, Marjohan Datuak Cilangik selaku Ketua Bamus Nagari Pasie Laweh Lubuk Alung menyebut, sudah banyak kontribusi yang diberikan HM Nurnas di Pasie Laweh Lubuk Alung, terutama untuk kalangan kelompok tani, kelompok kehutanan serta kelompok wanita tani.
Sedangkan, PPL pertanian Lubuk Alung, Jafrizal mengaku sering mendampingi HM Nurnas dalam menyalurkan aspirasi ini, terutama alsintan untuk kelompok tani.
“Dan perlu dicatat, bahwa proposal yang kita ajukan, adalah apa yang menjadi kebutuhan kita warga petani, bukan keinginan. Keaktifan kelompok, sangat menentukan rekomendasi PPL dalam proposal berikutnya,” tukuknya.
Dalam diskusi dan tanya jawab, timbul berbagai pertanyaan dan harapan masyarakat petani kepada Nurnas, terutama soal yang berhubungan dengan kelancaran pertanian. Yakni irigasi dan pupuk yang kuotanya semakin dikurangi oleh pemerintah. Irigasi di Pasie Laweh Lubuk Alung dan Salibutan, sepertinya butuh perbaikan, sehingga pertanian bisa lancar dan penghasilan meningkat. (*)