Pemateri terkait tehnik mengajar dalam sebuah seminar belaum lama ini juga diberikan alumninya yang sudah bergelar doktor, yakni Dr.Mulyadi Wijaya (konsultan), dan Dr.Hanafi, dosen yang meraih doktor di Australia. Dari kedua narasumber ini, antaralain disampaikan pola menghadapi murid di abad ke-21 ini sudah jauh beda dengan di abad ke-19 dan 20 silam.
Tehnik guru dalam mengajar di abad ini, selain perlu tampil dengan pakaian bersih, rapi dan serasi,juga perlu berupaya memberikan hal-hal baru, tidak monoton. Berikut, guru sekali-sekali jangan mematahkan mental murid, seperti berkata kamu bodoh. Atau jika murid minta izin ikut lomba, jangan ditanya; apa kamu akan bisa dapat juara?
Itulah diantara hal-hal menarik dan sangat positif dari kehadiran alumni Thawalib Padang Panjang yang datang bergantian, belakangan. Kita alumni, kata Ali Usman Syuib, seperti terungkap dari pertemuan alumni, berkeinginan kuat membesarkan kembali Perguruan Thawalib Padang Panjang.
Catatan The Public atas Perguruan Thawalib Padang Panjang, perguruan ini berdiri 1911 M atas prakasra Syeh Abdul Karim Amrullah, ayah Buya HAMKA. Dari sinilah bermunculannya kemudian pesantren di ranah Minang. Di Padang Panjang sendiri seperti Diniyah School (1915), Thawalib Gunung (1918), Diniyah Putri (1923) dan Kauman (1926).