Pengembangan obyek wisata terbarukan sustainable development bisa mempadukan konsep wisata naturalisasi/wisata reklamasi dengan dengan penataan kelengkapan sarana dan prasarana didalamnya kontemporeri . Daya tarik tersendiri bagi pengunjung dan terkesan pesonanya dari pandangan pertama. Apapun bagaimanapun pengembangan obyek wisata unsur dominan dalam menciptakan estetikanya adalah sentuhan arsitek lansekap dan teknik lingkungan disamping teknik sipil peran serta didalamnya.
Berbicara masalah estetika, kata ini awalnya memang berasal dari kata Yunani “Aesthetica” yang dapat diserap dengan panca indra. Mari kita simak penjabaran dari Aesthetica Values; “ designing whitbolants, 1982” (Austin , Richard.L ): Nilai estetika dari tanaman, termasuk penataan aman obyek wisata, diperoleh dari perpaduan dan fareasi keseimbangan antara warna daun, batang dan bunga, bentuk fisik tanaman, batang, percabangan, tajuk, tekstur tanaman, skala tanaman, serta komposisi tanaman dalam penataan.
Nilai estetis tanaman dapat diperoleh dari suatu tanaman yang sejenis, kombinasi tanaman berbaga jenis ataupun antara tanaman dengan elemen lansekap lainnya sebagai materi pokok.
Jangan melupakan masalah sanitasi harus digugah, yang antara lain suatu kewajiban tempat sampah yang memadai, sehingga kebersihan obyek wisata akan memicu kesadaran masyarakat engan dan segan buang sampah sembarangan.