Spirit Sumbar – Mendukung slogan Sawahlunto sebagai Kota Tua dan Kota wisata Sejarah budaya, menjadi motifasi bagi sekelompok pecinta heritage untuk tetap eksis melestarikan ontel sebagai bagian peninggalan sejarah kota.
Dengan wadah Kareta Angin Sawahlunto Club atau KASAC, komunitas ini tetap setia mengayuh sepeda klasik yang sempat dianggap besi tua pada dekade 80 hingga awal 2000-an.
Berdiri sejak empat tahun silam, selain aktif mendukung berbagai kegiatan kota, Kasac juga menyediakan penyewaan sepeda wisata untuk rombongan maupun perorangan. “Kita ingin wisatawan yang berkunjung ke sini, lebih berkesan saat menikmati jalan-jalan di kota tua bersama sepeda unta antic lengkap dengan mengenakan topi demang peninggalan zaman penjajahan. Penyewaan ontel, juga ditujukan untuk menangkap peluang ekonomi dari sektor wisata” ujar Eraflah salah satu pendiri komunitas ini.
Lebih lanjut Eraflah menerangkan bahwa saat ini Kasac mewadahi belasan ontel berbagai merk dengan tahun produksi yang rata-rata dibawah tahun 30-an. Sepeda-sepeda kuno ini rata-rata buatan Jerman, Belanda atau Inggris. Ada yang berusia puluhan tahun, bahkan ada yang berusia ratusan tahun.
Istimewanya lagi meski pabrik yang memproduksi sepeda ini sudah tinggal sejarah, namun kondisi sepeda kuno ini masih tergolong utuh, bahkan ada yang masih orisinil, dari onderdil sepeti ban, plangkringan, pedal, rem hingga surat kuitansi pembeliannya masih asli dan utuh ada tulisan dari pabrikan merk sepeda.