Tali ikatan sering putus, kemudian dipakai pula tali akar yang hinggap di pohon kayu hutan tersebut Malahan mobil penolong juga ikut terjebak. Keterjebakan ini terjadi karena postur tanah yang lunak ditambah cucuran air hujan. Sehingga sulit untuk melakukan evakuasi.
Berkat kompak dan kuat , mobil pembantu bebas dari jebakan lumpur, rombongan sepakat pulang bersama dengan mobil hiline itu. Namun setelah 2 kilometer perjalanan mobil yang punya tenaga cukup kuat itu tidak bisa mendaki dakian bukit yang membawa penumpang 13 orang. Rasa cemas dan jantung dek dekan kala itu.
Mobil menurun ke bawah, hampir masuk jurang. Penumpang beterjunan untuk turun dari mobil dalam penyelamatan diri. Ada yang jatuh terjerambab, saat terjun itu. Sedang sang sopir berusaha keras untuk tancap gas lagi agar bisa terdaki. Tapi apa daya, mobil berputar dan membelok menuju pusat jurang. “Pulang saja kita. tinggalkan saja mobil disini besok dilanjutkan lagi” kata salah seorang rombongan.
Alhasil, karena hari sudah berangsur malam,maka diputuskan lah untuk berjalan kaki saja keluar dari bukit tersebut. Mobil ditinggalkan saja. jika tidak mereka terancam bermalam di tengah hutan sambil diguyur hujan lebat.
Dari sinilah perjuangan panjang itu dimulai. Ditengah lumpur dalam yang licin, dan cahaya alam seadanya,mereka saling berpegangan agar tidak ada yg jatuh.