Hamas dan PSH Unand Sukses Gelar “Mengenang Sang Wartawan dan Sastrawan Abrar Yusra”

Abrar Yusra merupakan wartawan, penyair, novelis dan penulis biografi Indonesia asal Ranah Minang

oleh

Padang, SPIRITSUMBAR.COM – Kerjasama Hamas (Himpunan Media Sumbar), PSH Unand (Pusat Studi Humaniora Universitas Andalas) dan LPPM Unand, sukses menggelar acara “Mengenang Sang Wartawan dan Sastrawan Abrar Yusra”, di Convention Hall Unand, Kampus Limau Manis Padang, Rabu (26/2/2025).

Abrar Yusra merupakan wartawan, penyair, novelis dan penulis biografi Indonesia asal Ranah Minang, yang wafat 10 tahun yang lalu, tepatnya 28 Agustus 2015, dan dimakamkan di kampungnya di Lawang, Kabupaten Agam.

Turut hadir saat acara tersebut, Wakil Rektor IV Unand Prof Henmaidi, penyair Rusli Marzuki Saria, dan kemudian wartawan senior, budayawan dan penulis buku, Hasril Chaniago, serta sejarawan/dosen FIB Unand, Dr Israr Iskandar, yang memberikan Testimony Speech.

Hadir juga Gafrian Abrar, anak tertua almarhum Abrar Yusra yang sengaja datang dari Bogor untuk acara ini. Kemudian, selaku pelaksana acara, hadir Dr Hary Effendi Iskandar dari PSH Unand, serta Isa Kurniawan, Sandy Sitia, dan Hanura Rusli dari Hamas.

Dalam sambutannya, Wakil Rektor IV Unand Prof Henmaidi mengapresiasi acara berkesenian dan berkebudayaan yang dilaksanakan Hamas, PSH Unand, dan LPPM Unand, di kampus Unand.

“Dengan gerakan ini, kita bisa mambangkik batang tarandam, dimana dari dulunya orang Minang itu sangat pandai dalam merangkai kata-kata. Dengan kata-kata itulah kita bisa melalukan perubahan di Indonesia ini,” ujarnya.

“Kalau peluru hanya satu yang menembus, tapi dengan kata-kata jutaan orang bisa tembus sekaligus. Begitu hebatnya kata-kata tersebut. Dan kemampuan berkata-kata itu merupakan kepandaian orang Minang,” tambah Prof Henmaidi.

Kekuatan merangkai kata-kata itu, lanjut Prof Henmaidi, bagaimana memuliakan sesuatu dengan menyampaikan maksud yang tepat tanpa membuat orang tersinggung.

Lanjutnya, dengan merangkai kata-kata melalui berkesenian dan berkebudayaan, akan memperhalus jiwa dan membuat kehidupan lebih bermakna.

Hasril Chaniago, yang memberikan Testimony Speech, mengisahkan bagaimana ia berinteraksi dengan almarhum Abrar Yusra waktu bekerja di Harian Singgalang, dan kemudian sama-sama menulis buku biografi; “Catatan Seorang Pamong”, Memoar Hasan Basri Durin, Gubernur Sumatera Barat 1987-1997.

“Bang Abrar Yusra adalah sosok spesial dalam hidup saya. Selain sebagai mentor waktu bekerja di Harian Singgalang, almarhum Bang Abrar juga guru saya dalam menulis biografi,” ujar Hasril.

“Saya juga menjadi saksi yang sering menjadi tempat curhat Bang Abrar selama beliau melakukan riset untuk novel karya master piecenya, Tanah Ombak yang kemudian dimuat sebagai cerita bersambung di Harian Kompas dan diterbitkan Penerbit Buku Kompas (2002),” tambah Hasril.

Disampaikan Hasril bahwa dengan Abrar Yusra ia sudah seperti adik-kakak, dan sewaktu masih bujangan dan nomaden, ia sering diajak menginap di rumah Abrar Yusra di Siteba, ketika putra tertuanya Gafrian Abrar masih kanak-kanak.

Hasril berharap acara seperti yang sering diadakan Hamas, dan sekarang dilaksanakan di kampus Unand, jangan sampai berhenti.

“Di tengah paceklik acara berkesenian dan berkebudayaan di Sumbar akhir-akhir ini, acara yang dilaksanakan Hamas menjadi oase pelepas dahaga pegiat kebudayaan dan seniman Sumbar. Dan kampus Unand harus bisa menjadi episentrum dari gerakan berkesenian dan berkebudayaan melalui Fakultas Ilmu Budaya yang ada di Unand,” pungkas Hasril.

Pada saat acara juga dilakukan peringatan 89 tahun penyair Rusli Marzuki Saria, yang kebetulan pada tanggal 26 Februari pas hari kelahiran penyair penerima penghargaan SEA Write Award dari Kerajaan Thailand tersebut. Peringatan ini ditandai dengan pemotongan tumpeng.

Turut baca puisi dalam acara “Mengenang Sang Wartawan dan Sastrawan Abrar Yusra” tersebut, duet Annisa Putri, mahasiswa Unand, dan Angelina Anggraini, mahasiswa UM Sumbar, yang menjadi pembuka acara.

Kemudian dari penyair senior, Rizal Tanjung, Dadang Leona, dan Fauzul el Nurca, serta dari kalangan akademisi; Dr MA Dalmenda (Unand), Dr Ilham (UM Sumbar), Fitri Adona (PNP), Leni Marlina (UNP) yang tampil dengan 2 orang mahasiswinya, dan terakhir Gus Arif.

(Rel)

Menarik dibaca