Padang Pariaman SPIRITSUMBAR.com – Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah mendukung dan menyambut baik Program Kawasan Bando Spesifik Konservasi Alam Laut (Kado Spesial) dan Sistem Informasi Pemberdayaan Nagari Berbasis Konservasi, Ulakan (SI Rancak Ulakan).
Program tersebut diinisiasi oleh PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) melalui Aviation Fuel Terminal (AFT) Minangkabau bersama Loka Kawasan Konservasi Perairan Nasional (LKKPN) Pekanbaru, Kementerian Kelautan dan Perikanan.
“Alhamdulillah kita punya SDM yang siap untuk melatih dan ini akan kita sinergikan. Apalagi Sumatera memiliki pulau yang banyak, laut yang luas dan ini suatu potensi yang luar biasa,” kata Mahyeldi.
Program Kado Spesial dan SI Rancak Ulakan adalah inisiatif kolaboratif untuk pengelolaan dan pemberdayaan kawasan konservasi Pulau Bando. Program ini menjadikan Pulau Bando sebagai kawasan konservasi pertama di Indonesia yang menggunakan energi terbarukan ramah lingkungan.
Yaitu hibridisasi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Juga, teknologi rekayasa genetika berbasis layanan internet. Untuk mendukung aktivitas konservasi penyu dan wisata survival.
Turut hadir dalam kegiatan launching Program Kado Spesial dan SI Rancak Ulakan yakni Region Manager Coorporate Operation Services PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Riki Madyanto, Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Ekologi Hendra Yusran Siry, dan Kepala LKKPN Pekanbaru Rahmat Irfansyah.
Kegiatan ini mengangkat tema “Kolaborasi Interaktif Pengelolaan Kawasan Konservasi Multistakeholder dalam Menjaga Keanekaragaman Hayati Laut, Penguatan Sosial dan Peningkatan Ekonomi Masyarakat”.
“Program SI Rancak Ulakan ini menyediakan fitur-fitur yang mempermudah masyarakat dan kelompok konservasi dalam pengelolaan kawasan konservasi. Diantaranya, menyediakan alat bantu untuk memantau dan mengevaluasi perkembangan tukik dan penyu, menyediakan profil pengelolaan kawasan, statistik dan publikasi pengelolaan penyu, manajemen sampah, wisata minat khusus survival, dan spesies langka di Pulau Bando,” ujar Riki saat launching Program Kado Spesial dan SI Rancak Ulakan di Kawasan Pantai Tiram, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, Minggu (4/8/2024).
Ia menjelaskan, selain itu, program tersebut juga menyediakan informasi mengenai monitoring cuaca, daya listrik sensor penetasan telur penyu, menyediakan informasi wisata virtual tour 360 dan media edukasi serta publikasi aktivitas Kelompok Raja Samudera dalam pengelolaan kawasan pesisir dan konservasi.
“Program SI Rancak Ulakan ini bertujuan untuk meningkatkan pengawasan pengelolaan konservasi berbasis masyarakat melalui penguatan sosial dan peningkatan ekonomi masyarakat di Nagari Seulayat Ulakan, Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman,” katanya.
Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Ekologi, Hendra Yusran Siry mengatakan, SI Rancak Ulakan merupakan aplikasi berbasis web dan android yang menyediakan analisis, profil, informasi, pemantauan, dan edukasi. Serta evaluasi untuk mendukung pengelolaan kawasan dan konservasi penyu di Pulau Bando, Ulakan.
Inovasi sosial yang diusung PT Pertamina Patra Niaga AFT Minangkabau ini merupakan platform kolaborasi multistakeholder dalam pengelolaan keanekaragaman hayati di Pulau Bando.
“Sedangkan Kado Spesial adalah model pengelolaan kawasan konservasi terintegrasi berbasis kolaborasi yang diharapkan dapat menjadi model kolaborasi berbagai stakeholder dengan mengintegrasikan upaya perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan di Kawasan Bando dan laut sekitarnya,” jelas Hendra.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala LKKPN Pekanbaru Rahmat Irfansyah menambahkan, Program Kado Spesial telah memberikan dampak positif bagi kehidupan laut dan masyarakat pesisir.
Sebanyak 14.213 telur penyu dan 11.179 ekor tukik telah berhasil diselamatkan. Sampah daur ulang telah menciptakan sirkular ekonomi melalui konversi berat sampah sebesar 1.310,5 kilogram.
Sehingga diperoleh nilai ekonomi sebesar Rp 2.973.000, dan wisata survival telah memberikan manfaat ekonomi mencapai Rp275.000.000 bagi kelompok masyarakat dan total PNBP Rp30.710.000.
Kolaborasi Interaktif Pengelolaan Kawasan Konservasi Multi stakeholder di Pulau Bando melibatkan berbagai pihak. Yakni pemerintah provinsi, pemerintah daerah, BUMN, universitas, LSM, dan kelompok masyarakat.
Kelompok masyarakat binaan yang terlibat dalam kolaborasi ini, meliputi Kelompok Masyarakat Penggerak Konservasi (KOMPAK) Raja Samudera, Yayasan Minang Bahari, Kampung Apar Innovation Center (KAIC), Kelompok Jembatan Bambu, Pokdarwis Tiram dan Usaha Kompos Nagari Sejahtera Bersama (UKASEMA) Nagari Padang Toboh Ulakan.
Kegiatan Launching Kado Spesial dan SI Rancak Ulakan ini dibuka dengan aksi bersih pantai di Kawasan Pantai Tiram, Kabupaten Padang Pariaman. Dilanjutkan dengan pameran produk UMKM binaan CSR PT Pertamina AFT Minangkabau yang tersebar di sejumlah desa/nagari di Kota Pariaman dan Kabupaten Padang Pariaman, penandatanganan komitmen konservasi, dan pemberian penghargaan kepada local hero dan duta konservasi.
Inovasi Si Rancak Ulakan yang digagas PT Pertamina Patra Niaga AFT Minangkabau ini termasuk dalam Sustainable Development Goals (SDGs), poin kelima, ketujuh dan empat belas, yaitu tentang kesetaraan gender, energi bersih dan terjangkau dan ekosistem lautan.
Sehingga proses implementasi tidak hanya berbasis pada konservasi tapi juga ekonomi masyarat kreatif yang menjadikan dampak tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL) lebih bermanfaat bagi perekonomian masyarakat pesisir Pantai Tiram. (Salih)