AROSUKA, SpiritSumbar.com – Tanpa terasa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Solok meningkat dalam dua tahun terakhir. Sementara, angka kemiskinan mengalami penurunan dalam jangka waktu 9 tahun terakhir.
Hal itu disampaikan Bupati Solok memaknai dua tahun kepemimpinannya Selasa, (4/4/2023).
Dia tambahkan, berdasarkan data resmi Badan Pusat Statistik (BPS). sejak pada tahun 2021 pertumbuhan ekonomi masyarakt Kabupaten Solok naik 3,32 persen dibanding 2020 yang hanya 1,12 persen. Tahun 2022 kembali naik menjadi 4,31, angka ini tidak jauh dari pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumbar yang 4,36 persen.
” Sementara untuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai salah satu indikator penting untuk mengetahui suatu kondisi ekonomi suatu daerah mengalami kenaikan. Serta nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Solok pada tahun 2021. Adalah Rp 14.178,06 miliar dan pada tahun 2022 menjadi Rp 15.781,14 miliar,” ungkapnya.
Lalu pada sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yang menjadi fokus program Pemkab Solok, terlihat mendominasi pertumbuhan perkapita. Hal itu terlihat dari laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan tahun 2010 menurut lapangan usaha di Kabupaten Solok. “Pada tahun 2017 sektor pertanian, kehutanan dan perikanan hanya 2,58 persen, pada tahun 2022, alhamdulillah meningkat menjadi 3,37 persen,” sebutnya.
Selain itu kata dia, di sektor penyedia akomodasi makan dan minum ikut melonjak pada tahun 2018 yang hanya 8,77 persen dan pada tahun 2022 naik menjadi 10,26 persen. Pada sektor pendidikan dan kesehatan juga ikut naik.
Selain itu dikatakan Bupati Solok, sampai tahun 2022 angka kemiskinan juga jauh mengalami penurunan. Itu terlihat dari garis kemiskinan, jumlah dan persentase penduduk miskin di Kabupaten Solok pada tahun 2014 angka kemiskinan tercatat 9,53 persen, pada tahun 2015 (10,00 persen).
Pada tahun 2016 (9,32 persen), tahun 2017 (9,06 persen), tahun 2018 (8,88 persen), tahun 2019 (7,98 persen), tahun 2020 (7,81 persen), tahun 2021 (8,01 persen), dan tahun 2022 (7,12 persen). Angka ini paling rendah dibanding 9 tahun terakhir.
“Bila mengarah pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM) juga terjadi meningkatkan, Terlihat pada tahun 2018 tercatat 68,60 persen, pada tahun 2022 naik menjadi 70,02 persen,”ungkapnya.
Sementara begitu juga dengan Angka Harapan Hidup (AHH) di Kabupaten Solok. Pada tahun 2018 hanya 67,95 persen, pada tahun 2022 menjadi 69,19 persen. “Hal ini menunjukan gerakan positif dari Kabupaten Solok untuk bergerak maju dari berbagai lini,” urainya.
Bupati Solok H. Epyardi Asda mengungkapkan, kesemua itu tentulah berkat kerja sama Semua OPD dan tim yang solid. Namun, kata Epyardi meski pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Solok mulai meningkat. Pihaknya akan tetap berupaya terus agar pertumbuhan itu juga lebih berdampak lagi pada angka kemiskinan.
Dikatakan, meski angka pertumbuhan ekonomi membaik naik, da akan genjot terus untuk angka kemiskinan. Data dari BPS menunjukan ada 7 persen kemiskinan, meski itu terus turun dari tahun sebelumnya.
“Tapi ini kan sifatnya survei, data sementara kami yang dilakukan oleh Pemkab by name by address adalah sekitar 4 persen. “Meski begitu ini jadi acuan dan cambuk bagi kami untuk terus berupaya bagaimana Solok ini bangkit dari segala lini,” terangnya..(reicarn)