Melirik Potensi Peternakan Makmur Batu Batirai Padang Panjang

oleh

Oleh Muhammad Zikri (Mahasiswa Jurusan Peternakan Universitas Andalas)

Peternakan Makmur Batu Batirai berada di tanjakan jembatan putih, Mifan Waterpark, Silaing Bawah, Padang Panjang Barat, Kota Padang Panjang, Sumatera Barat.

Peternakan Makmur Batu Batirai didirikan oleh Amjas pada tahun 2010. Sebelum mendirikan usaha ternak, Amjas dulunya adalah seorang petani. Kemudian beralih profesi menjadi seorang peternak sapi perah. Dia beralasan, lantaran sektor peternakan lebih simple dan cukup menguntungkan.

Amjas memulai usaha dengan belajar otodidak. Namun berkat tekun dan konsisten, dia berhasil memiliki usaha peternakan yang sukses.

“Di peternakan Makmur Batu Batirai ini kami mempunyai beberapa fasilitas penunjang. Seperti, tersedianya lumbung pakan, tempat makan sapi dan tempat minum sapi. Juga, tersedia kandang khusus untuk sapi yang lagi bunting serta anak sapi yang baru lahir. Juga fasilitas kecil lainnya, seperti cangkul, gerobak, mesin rumput, dan alat penyedot susu sapi,” ujar Amjas

Beberapa faktor yang mendukung majunya peternakan Amjas ini. seperti faktor pakan, faktor kesehatan, dan faktor lokasi.

Untuk faktor pakan, dia hanya menggunakan dua jenis pakan. Yaitu, rumput gajah dan ampas tahu sebagai pakan utama. Untuk rumput gajah, dia mendapatkan dari hasil penanaman sendiri dengan memanfaatkan lahan di sekitar peternakan.

Sedangkan pakan ampas tahu, dengan cara membeli sisa sisa dari agen. “Agar kami bisa mendapatkan harga yang murah,” ungkap Amjas.

Dia mengungkapkan pemberian pakan pada ternak, dilakukan dua kali dalam sehari. Yaitu, pada pagi dan sore hari. “Pakan yang saya gunakan untuk satu ekor ternak dalam sehari dapat mencapai Rp 30 ribu,” tuturnya.

Untuk memperlancar usaha, Amjas dibantu oleh seorang perempuan paru baya sebagai pekerja. “Saya dan rekan saya membersihkan kandang dua kali dalam sehari. Yaitu, setelah pemberian pakan pertama dan setelah pemberian pakan kedua. Hal ini bertujuan agar sapi tetap steril dari kotoran yang menumpuk setelah pemberian pakan,: ujarnya.

Terkait kotoran, Amjas mengaku ada yang di buang dan ada juga yang dijadikan pupuk kandang. Sapi yang dikembangkan Amjas berjenis sapi FH. Satu ekor bisa menghasilkan susu 15 liter per hari, dengan harga Rp 8 ribu per liter.

Agar kesehatan sapi tetap terjamin, Amjas selalu berkoordinasi dengan dokter di puskeswan. Mereka datang mengecek keadaan ternak agar terbebas dari resiko penyakit. Juga, memberikan vaksin agar ternak terhindar dari penyakit. Dia jelaskan sapi yang sehat mempunyai ciri ciri, seperti bola mata yang mengkilat dan warna rambut yang tidak gelap.

Terkait faktor lokasi, Amjas memilih tempat yang jauh dari rumah warga. Hal ini bertujuan agar dapat terhindar dari hal yang tak diinginkan. Juga mencari spot yang tidak terlalu panas. Seperti tempat yang rindang dan banyak pohon yang tumbuh, agar ternak tidak kepanasan. Sehingga produksi susu berada pada batas yang maksimal.

Besar bangunan dari peternakan Batu Batirai sendiri yaitu 8 x 40m. dengan menggunakan besi dan kayu sebagai pagar pembatas dan dindingnya. Sedangkan untuk atap menggunakan seng, dengan lantai yang masih cor  semen.

Amjas mengaku, untuk pemasaran susu sapi masih sering tersendat. Biasanya, dia hanya menjual di tempat khusus untuk membuat produk makanan dan minuman dari susu sapi tersebut.

Jika dibandingkan dengan peternakan lainnya, peternakan Makmur Batu Batirai ini memberikan harga susu sapi per liternya yang relatif lebih murah. Amjas juga membuka kesempatan pada mahasiswa yang mau magang di Peternakan Makmur Batu Batirai ini. (*)

Menarik dibaca