Peternakan Kambing Sebagai Penunjang Ekonomi Masyarakat Kampung

oleh

Oleh Rona Fajra Auli (Mahasiswa Jurusan Peternakan Universitas Andalas)

Perekonomian masyarakat di Kampung Bunga Pasang, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) sejak dahulu berada pada sektor pertanian, perkebunan dan peternakan kecil.

Sektor pertanian dan perkebunan tidak bisa lepas dari peternakan. Karena ketiga sektor ini berada pada ruang lingkup yang sama. Sektor- sektor inilah yang menjadi sektor penting bagi masyarakat sebagai penunjang perekonomian mereka.

Bagi masyarakat kampung, peternakan di lahan pertanian atau perkebunan akan sangat menguntungkan. Karena peternakan memiliki nilai ekonomi tambah bagi mereka. Hasil produksi peternakan dimanfaatkan untuk pendanaan mendesak dan pengeluaran yang besar bagi masyarakat.

Usaha peternakan di perkampungan memiliki prospek yang baik untuk perekonomian masyarakat. Untuk memulai usaha peternakan di perkampungan tidak memerlukan biaya operasional yang tinggi. Petani cukup membeli satu indukan kambing.. Setelah itu mereka bisa menikmati hasilnya untuk jangka yang Panjang.

Ketersediaan bahan baku untuk pembuatan kandang, petani bisa memanfaatkan bahan yang tersedia di alam. “Para petani yang beternak membuat kandang dari tanaman bambu, dari potongan ranting atau pohon-pohon kayu yang tersedia dilahan,” jelas Anwar Aris, salah satu petani yang memanfaatkan lahan perkebunannya untuk peternakan kambing.

Bagi petani, peternakan memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan tidak membutuhkan biaya pemeliharaan yang banyak, seperti peternakan kambing. Untuk masalah pakan ternak, masyarakat umumnya memanfaatkan hijauan yang tersedia di lahan perkebunan dan pertanian milik mereka.

“Untuk pakan ternak kami cukup melepaskan saja dilahan perkebunan ini. Kambing-kambing kami hanya makan rumput liar yang tersedia di lahan, tidaklah repot. Setelah kenyang kambing-kambing itu akan pulang dan masuk ke kandangnya sendiri. Kami hanya membersihkan kandang setelah kambing dilepas. Kami hanya perlu mengontrol kandang kambing Ketika sore, karena resiko beternak di lahan perkebunan adalah binatang buas.” ujar Aris.

“Tak jarang kami para petani juga memotong rumput liar untuk dijadikan pakan ternak ketika tiba musim penghujan. Karena ternak tidak akan keluar kandang ketika hujan. Dengan pemotongan rumput liar sebagai pakan ternak membuat lahan bertani menjadi bersih dan petani juga bisa memanfaatkan kotoran ternak untuk pemupukan tanaman sekitarnya,” ujarnya.

Menurut Soedomo Reksohadiprodjo dalam bukunya yang berjudul “Pakan Ternak Gembala”, untuk memenuhi kebutuhan ternak, para petani seringkali dihadapkan dengan beberapa masalah seperti ketersedian pakan ternak karena pola iklim tropis yang tidak stabil, yaitu musim kemarau (kering) yang kekurangan hijauan makanan ternak dan musim hujan (basah) yang menyediakan hijauan makanan ternak melimpah. Ketersediaan pakan akan terus menentukan keberlanjutan usaha peternakan di perkampungan.

Pemberian pakan kambing di lahan perkebunan secara lepas (Sumber: Dokumentasi Rona, 2023)

Biaya operasional untuk beternak kambing tidak terlalu banyak dikeluarkan terutama dalam hal pakan ternak yang hanya cukup dengan mencari rumput liar disekitar lahan perkebunan atau lahan pertanian. Dengan pengeluaran biaya produksi ternak kambing yang sangat murah, masyarakat dapat memperoleh pendapatan atau keuntungan yang maksimal.

Menurut Bapak Aris, “Satu ekor kambing bisa menghasilkan dua sampai tiga ekor anak kambing setiap tahunnya. Anak kambing yang sudah dewasa bisa dijual untuk kambing aqiqah atau kambing potong dengan kisaran harga 1.500.000,00 – 2.000.000,00 untuk per ekor anak kambing dalam sekali penjualan. Ini sudah merupakan tabungan tanpa disadari oleh para petani.”

Walaupun dalam pemeliharaan ternak kambing dikampung masih dengan cara tradisional dan sederhana, masyarakat sudah dapat menikmati hasil yang maksimal dari peternakan kecil ini. Karena itulah peternakan memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan tidak pula butuh biaya yang besar dalam pemeliharaan dan operasionalnya bagi masyarakat kampung. (*)

Menarik dibaca