Sukses Membangun Organisasi

oleh

Sebuah organisasi yang baru saja terbentuk, sudah pasti akan banyak mendapatkan berbagai rintangan dan permasalahan di dalam tumbuh kembangnya. Mulai dari pihak internal pengurus, anggota yang mengundurkan diri, berbagai usulan kegiatan yang tidak disepakati, argumentasi dari pihak luar yang tidak memahami apa sebenarnya tujuan organisasi itu dibentuk dan lain sebagainya.

Kesemuanya itu harus bisa kita jadikan sebagai sebuah hal yang positif dan sebagai pupuk untuk menyuburkan sebuah organisasi di dalam pertumbuhannya.

Liku-liku perjalanan membangun sebuah organisasi tentu memerlukan keseriusan, tanggungjawab dan kerjasama dari semua pihak. Hal ini dikarenakan organisasi terdiri dari sekumpulan orang-orang yang berbeda pemikirannya, berbeda latar belakangnya bahkan berbeda kemauannya, bukan terdiri dari satu orang yang mudah di atur.

Pengurus harus memiliki kesabaran, kerjasama antara yang satu dengan yang lainnya, serta memiliki strategi dan pendekatan serta kiat-kiat tersendiri. Semua itu dilakukan agar semua keinginan anggota bisa terlayani dan tersalurkan dengan baik.

Namun tidak juga bisa semuanya terpenuhi karena organisasi pun punya keterbatasan.
Pengurus sebuah organisasi memiliki tanggung jawab dalam mempertahankan keutuhan organisasi. Sehingga perlu secara bersama-sama memikirkan dan menemukan cara supaya bisa terbentuk sebuah tim yang solid dan semua persoalan bisa teratasi.

Langkah awal yang harus dilakukan pengurus adalah menentukan organisasi apa yang kita bentuk sebenarnya. Visi dan misinya seperti apa, kebersamaan dalam tim wujudnya seperti apa, tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab masing-masing bagian yang diberikan harus jelas, dan sebagainya. Sehingga dengan adanya kejelasan tupoksi (tugas pokok dan fungsi) tersebut diharapkan sebuah organisasi akan lebih cepat berkembangnya.

Memimpin dan membangun sebuah organisasi memang tidaklah mudah. Butuh penyesuaian yang tepat supaya ada keterlibatan dari seluruh pihak internal bahkan eksternal.

Terkadang begitu organisasi sudah terbentuk, ada saja permasalahan yang menjadi drama satu babak dari pihak eksternal untuk ditonton dan dijadikan sebagai bahan untuk dikomentari sampai akhir cerita. Padahal itu tidaklah merupakan hal yang penting untuk dilakukan.

Salah satu penyebabnya mungkin karena ketidakselarasan antar anggota serta komentar-komentar dari pihak luar yang tidak memahami konsep organisasi tersebut yang sebenarnya.

Dalam hal berpendapat memang tidak semuanya menyatakan sama atau setuju, ada beberapa orang yang masih berat menerima hasil keputusan lantaran kurang sesuai dengan harapannya.

Sebagai pengurus dalam sebuah organisasi mempunyai tanggung jawab untuk mengarahkan dan menyatukan perbedaan pendapat tersebut. Apalagi pada saat masa pergantian anggota, tentu harus mencari kandidat yang tepat untuk mengisi posisi yang kosong.

Berbagai rencana perlu dipersiapkan untuk mengantisipasi terjadinya masalah yang tak diinginkan. Ada beberapa kiat yang harus kita ketahui dalam membangun sebuah organisasi. Pertama, organisasi seperti apa yang mau di bangun.

Tidak semua organisasi selalu sama, kita harus memiliki satu perbedaan yang menjadi kebaruan untuk mengembangkan bidang organisasi. Jika kita hanya mengikuti organisasi lainnya, maka orang-orang tidak akan tertarik untuk mengikuti atau mau bergabung.

Organisasi itu layaknya perusahaan startup, harus menjadi solusi dari permasalahan yang ada. Kedua, buatlah visi dan misi yang jelas. Setelah berhasil menentukan organisasi apa yang diinginkan, selanjutnya buatlah visi dan misi sebagai tujuan yang ingin dicapai. Penting untuk diketahui, jangan sampai kita membuat sebuah organisasi namun tak mempunyai arah yang jelas. Melalui visi dan misi, kita dapat membuat program kerja.

Ketiga, kuatkan nilai kebersamaan. Pertama sekali organisasi terbentuk, pasti selalu ada pendatang baru dari hasil rekrutan. Tentunya antara anggota yang satu dengan yang lainnya belum saling mengenal. Agar semakin akrab. Buatlah suasana kebersamaan guna memperkuat relasi dan kerja sama tim. Dengan adanya nilai-nilai kebersamaan dari setiap individu, mereka akan lebih betah dan nyaman dalam organisasi.Bisa memahami satu sama lain merupakan hal yang terus dipertahankan agar terhindar dari sifat egois.

Keempat, bagikan tanggungjawab secara merata. Saat program kerja sudah dimulai, pasti setiap anggota dari berbagai seksi mempunyai tugas masing-masing. Kita harus memastikan jangan ada anggota yang mendapat tugas secara berat sebelah.

Jika hal tersebut tetap dipertahankan, justru ada saja anggota yang komplain karena pembagian tugas tidak merata. Nanti secara perlahan ada yang merasa tidak adil dan memutuskan untuk keluar. Sebisa mungkin hindari hal seperti itu guna membawa citra baik terhadap sebuah organisasi.

Kelima, terapkan budaya kerjasama dan kolaborasi. Sebuah organisasi menjadi besar dan kuat karena adanya sumber daya manusia yang telah terlatih. Kerja sama yang solid dan kolaborasi dalam menghasilkan ide-ide baru. Menjadi hal yang penting untuk mengasah kemampuan anggota dalam beradaptasi terhadap perubahan yang cepat.

Misalnya seksi pendidikan bisa membuat program kolaborasi dengan tim kreatif, untuk membuat acara yang menarik, perlu inovasi baru melalui rapat secara terjadwal. Membuat acara besar yang menakjubkan memang memerlukan kerja sama seluruh pihak dan kolaborasi dari seksi-seksi lain.

Keenam, orientasikan kultur pada keragaman dan rasa saling percaya. Dalam organisasi terdapat anggota dengan latar belakang yang berbeda. Demi menghindari hal-hal yang terkait dengan suku, agama, an ras perlu dijelaskan kepada mereka bahwa kita semua harus saling menghormati terutama dalam hal perbedaan pendapat.

Pandangan dan pendapat boleh saja berbeda, namun dari semua perbedaan itu dapat dijadikan satu untuk menggapai tujuan bersama. Saling mempercayai kemampuan diri sendiri dan rekan satu organisasi patut diterapkan agar menumbuhkan sikap optimis.

Ketujuh, rekrut anggota sesuai tujuan organisasi. Hal ini sangat penting sekali untuk dilakukan khususnya ketika berada di fase regenerasi guna mendapatkan anggota baru. Sebab ada saja anggota yang bertahan di awal masa kepengurusan. Namun ternyata memilih mengundurkan diri karena berbagai alasan.

Selama proses merekrut, gunakan empat tahapan untuk menilai apakah kandidat ini pantas atau tidak. Keempat tahapan itu yakni, Pendaftaran melalui formulir baik itu online maupun offline, Seleksi berkas, Interview.

Setelah diterima, cobalah lakukan masa uji coba dalam satu dua bulan kepengurusan. Jika terdapat kandidat yang bertahan dan mampu, maka kita berhak memutuskan tandanya ia layak untuk bergabung dalam organisasi itu. Mengapa demikian? Periode organisasi itu adalah jangka panjang dengan lika-liku rintangan yang harus dihadapi, apabila di pertengahan jalan sudah banyak mengundurkan diri, bagaimana suatu organisasi bisa bertahan.

Banyak rintangan yang mesti kita lewati selama proses membangun sebuah organisasi dengan sekumpulan orang di dalamnya. Bagian terpenting adalah, komitmen bersama untuk mengembangkan sebuah organisasi. Semoga.

Menarik dibaca