Wisata Alam Pulau Panjang, Pulau Elok Nan Terjaga.

oleh

Oleh; Daeng Nauli dan Gustianingsih

Pulau Panjang merupakan salah satu pulau yang berada di Samudera Hindia. Pulau ini berada di sisi barat Pulau Sumatra. Pulau ini berdekatan dengan Pulau Pangka, Pulau Pigago, dan Pulau Tamiang.

Secara administrasi, Pulau Panjang dalam wilayah Kecamatan Sungai Beremas, Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatra Barat, Indonesia.

Pulau ini diberi nama panjang karena pulau ini yang berbentuk memanjang.
Pulau Panjang umumnya bertopografi relatif datar dan berbukit rendah. Pada pulau banyak tumbuh vegetasi tingkat tinggi seperti pohon kelapa. Pulau ini juga ditumbuhi vegetasi rumput dan semak belukar.

Pulau Panjang merupakan pulau berpenduduk. Namun, tidak ada penjelasan berapa jumlah penduduk yang mendiami pulau ini.

Garis Pantai Pasaman Barat yang mencapai 152 KM menjadikannya salah satu kawasan pesisir di Sumatera Barat. Dengan suguhan Pantai – pantai nan eksotik dan jejeran Pulau -pulau kecil dilepas Perairan Air bangis di kecamatan sungai beremas.

Secara keseluruhan ada 9 pulau yang menghiasi lautan air bangis 1 diantaranya ialah Pulau Panjang, satu – satunya pulau yang berpenghuni di perairan Pasaman
Pulau seluas 220 Ha ini cocok dijadikan wisata bahari andalan di Pasaman Barat, karena perairannya yang jernih dan tenang serta ditumbuhi terumbu karang cocok bagi anda pecinta wisata bawah laut.

Dari segi insratruktur, fasilitas umum dan sarana prasarana di Pulau ini terdapat sebuah SD dan SMP yang digunakan anak – anak lokal untuk menimba ilmu dan mendapatkan pendidikan, namun belum tersedia sekolah setara SLTA di pulau ini dan anak – anak yang ingin melanjutkan pendidikan ke tingkat SLTA harus menyebrangi lautan hingga ke daratan air bangis dengan perahu nelayan.

Selain itu pada tahun 2013 juga telah dibangun Pembangkit Listrik Mychrohydro sehingga aktivitas dimalam haripun bisa dilanjutkan di Pulau ini yang membantu anak anak sekolah dalam belajar ataupun mengerjakan tugas dari sekolah. insfratruktur jalan juga telah tersedia dengan jenis jalan bandes yang  menghubungkan dermaga pulau panjang ke pemukiman penduduk dan

Kawasan pondok wisata Pulau Panjang yang berada di bagian samping Pulau ini.
Selain keindahan pulau dan pantainya yang bagus, Di Pulau Panjang juga ada kesenian daerah yang masih bisa dijumpai ditempat-tempat pesta perkawinan, antara lain:
1. Dendang
2. Tari Payuang, Tari Bungkuih, Tari Salendang, Tari Barampek, dll.

Dendang adalah pantun yang dinyanyikan diiringi dengan gendang dan biola. Menurut jenis dan judul, dendang memiliki beberapa varian yang umum diperdengarkan di Pulau Panjang dan Air Bangis pada umumnya. Misalnya; si Kambang Baulang, si Kambang Cari, Sagu Jao, Pulau Pinang, Indang Sibolga, Sarunai Aceh, Perak-perak dll.

Biasanya, setelah acara akad nikah, dirumah penganten wanita akan di adakan acara “badendang” ini sampai tengah malam.

Satu malam sebelum akad nikah, biasanya acara pesta dimeriahkan dengan tari-tarian seperti; Tari Payuang, Tari Salendang, Tari Bungkuih dan Tari Barampek dll. Tari-tarian tersebut juga diiringi dengan dendang yang khusus seperti; Kababa, Kaparinyo dll.

Namun, saat ini di Pulau Panjang kesenian tersebut sudah menjadi barang langka, khususnya tari-tarian. Tidak ada lagi generasi muda yang menguasai, sementara yang tua-tua tidak banyak lagi yang fasih memainkannya.

Sarana transportasi yang dapat digunakan untuk mencapai pulau panjang adalah dengan menggunakan jalur laut, pelabuhan yang terdekat dengan pulau panjang adalah pelabuhan Air Bangis(Aie bangieh).

Pelabuhan Air Bangis secara administratif terletak di wilayah Kabupaten Pasaman Barat. Air Bangis adalah sebuah kota kecil di pesisir barat Kabupaten Pasaman Barat. Pasaman Barat merupakan kabupaten pecahan yang sebelumnya merupakan wilayah Kabupaten Pasaman.

Sebelum pelabuhan Air Bangis yang ada sekarang ini, untuk fungsi bongkar muat barang dermaganya berada di seberang pulau yang menempati Palau Panjang.

Bangunan yang tersisa di pelabuhan Air Bangis sampai saat ini di antaranya merupakan bekas benteng yang mengitari wilayah pelabuhan. Bekas‐ bekas tersebut berupa tembok benteng dari susunan bata bercampur dengan batu stinggi kurang lebih 2,4 m, lebar 1,15 m, dan panjang 48 m, membatasi daerah daratan dengan pantai. Tembok tersebut hanya menyisakan bagian‐bagian tertentu yang umumnya sebagian besar sudah hilang.

Menarik dibaca