Oleh : Daeng Nauli
Gunung Pasaman, Gunung yang bersebelahan dengan Gunung Talamau ini dikenal banyak misteri. Sampai saat ini Gunung Pasaman tidak dibuka untuk pendakian umum. Hanya orang tertentu yang bisa mencapai posisi puncaknya.
Gunung Pasaman memiliki ketinggian 2.190 Mdpl. Gunung ini memunyai puncak tertinggi dengan nama puncak Rajo Imbang Langik. Konon kabarnya nama Rajo Imbang Langik diambilkan dari salah satu nama raja yang berkuasa di wilayah sekitaran Gunung Pasaman dimasa dahulu kala.
Gunung Talamau (2.982 mdpl) merupakan gunung yang letaknya berdekatan dengan Gunung Pasaman, hanya dipisahkan oleh sebuah sungai. Dari puncak Gunung Talamau bisa dengan dengan jelas puncak Gunung Pasaman atau yang dikenal juga dengan sebutan sebagai Puncak Rajo Imbang Langik.
Gunung Talamau bisa didaki dari Desa Pinaga. Untuk mencapai puncak Gunung Talamau akan melewati enam pos. Dari puncak Gunung Talamau bisa turun dan naik ke Gunung Pasaman.
Selain jalur dan topografi Gunungnya yang unik, Gunung Talamau memiliki 13 telaga yang terdapat di puncak Gunung. Nama telaganya pun unik. Dari 13 telaga, 4 telaga sangat jarang terlihat oleh pendaki dan 9 telaga lagi cukup sering ditemukan dan bisa dilihat dari puncang Gunung Talamau.
Adapun nama dari 13 telaga tersebut yaitu:
- Talago Biru
- Talago Buluah Parindu
- Talago Cindua Mato
- Talago Imbang Langik
- Talago Lumuik
- Talago Mandeh Rubiah
- Talago Puti Bungsu
- Talago Sangka Bulan
- Talago Rajo Dewa
- Talago Satwa
- Talago Siuntang Sudah
- Talago Tapian Puti Mambang Surau
- Talago Tapian Sutan Bagindo.
Ke 13 Telaga ini memiliki ukuran yang beragam. Mulai dari berukuran besar, sedang hingga kecil. Ukuran ini menyesuaikan dengan lingkup dan palung yang ada di kawasan puncak gunung.
Selain keunikan dengan 13 telaga di puncaknya, Gunung Talamau juga memiliki banyak air terjun. Satu di antara air terjun yang populer adalah air terjun Puti Lenggogeni. Air terjun ini memiliki ketinggian lebih kurang 100 meter.
Kalau Gunung Talamau sudah dikenal dengan beragam kekayaan dan keunikannya maka berbeda dengan Gunung Pasaman. Karena tak bisa didaki, sampai saat ini belum teridentifikasi berapa banyak telaga pada Gunung Pasaman ini.
Namun, kalau dilihat dari aliran anak sungai yang mengalir dari gunung tersebut diyakini Gunung Pasaman ini juga memiliki telaga seperti layaknya Gunung lain di Sumatera Barat.
Adapun penyebab atau alasan yang diketahui dari ditutupnya pendakian umum Gunung Pasaman yaitu:
Sempat dicurigai aktif kembali pada tahun 2016.
Pascagempa yang melanda pada Minggu 10 Juli 2016, Gunung Talamau yang berada di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) diduga kembali aktif.
Salah satu anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasaman Barat mengaku, melihat kepulan asap di puncak gunung sesaat setelah gempa
Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Ade Edward mengatakan, gempa yang mengguncang Kabupaten Pasaman Barat terjadi sebanyak empat kali. Hanya saja intensitas yang dirasakan cukup kuat cuma satu kali. Data yang berhasil dihimpun, gempat terjadi mulai dari 5,4 Skala Richter (SR), kemudian 4,3 SR, selanjutnya 3,4 SR dan terakhir 3,5 SR.
“Gempa yang terjadi itu berada di kaki Gunung Talamau, memang kondisinya tidak aktif, namun dengan seringnya gempa, bisa membuat gunung ini aktif,” kata Ade Edward, seperti dikutip dari Harian Haluan, Selasa (19/7/2016).
PVMBG(Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) pernah menyebutkan gunung tipe B sempat mengeluarkan asap hitam pasca gempa Pasaman pada tahun 2016. Tapi setelah dilakukan pengamatan lebih lanjut, tidak ada letusan, namun ditemukan banyak belerang yang tersimpan di sekitar kawah gunung tersebut.
Maka dari itu Gunung Pasaman ditutup untuk pendakian umum ditujukan agar menghindari adanya korban jika Gunung api tidak aktif itu tiba-tiba meletus seperti yang sudah terjadi pada Gunung Sinabung sebelumnya.
Sering dijadikan tempat ritual pesugihan.
Dahulunya, masyarakat setempat juga mengenalnya sebagai salah satu tempat yang kerap dikunjungi untuk melakukan ritual pesugihan atau sekedar meminta nomor, hingga meminta keberuntungan.
Kisah mistis yang terkenal yakni adanya harimau campo yang dianggap sebagai penunggunya. Dan dipercaya juga ada pula seorang kyai yang menunggu daerah Padang Siranjano.
“Memang Gunung Talamau ini terkenal paling angker di Sumbar. Banyak orang meminta keberuntungan di sana. Juga kabarnya di atas sana ada kerajaan gaib,” kata Ernawati kepada Langgam.id, Minggu (27/6/2021).
Kealamiannya masih terjaga dan menjadi habitat pacet.
Sumatera sudah dikenal sebagai salah satu tempat hutan hujan tropis di Indonesia, tidak terkecuali Gunung Pasaman. Gunung tersebut dikenal masih alami dengan karakteristik hutan hujan tropis.
Hal tersebut menjadikannya sebagai habitat pacet, kerabat dekat lintah yang suka menghisap darah. Kalau mau melakukan perjalanan atau pendakian di gunung Talamau, harap berhati-hati karena jarak antara Gunung Pasaman dan Gunung Talamau sangat dekat.
Hewan satu ini memiliki ukuran yang biasanya lebih kecil dari lintah dan sering menempel di daun atau dahan pohon. Jadi, perlu persiapan lebih untuk menghindari atau melepaskan pacet.
Habitat Harimau.
Di gunung Talamau ini kabarnya dihuni harimau campo yang menjaga kawasan ini. Saat memasuki areanya, wajib mengucapkan salam agar tidak terjadi hal-hal buruk.
Jika dilihat dari sejarah Minangkabau, Harimau Campo adalah komandan yang memimpin tim ke daerah Luhak Agam. Karena akrab dengan masyarakat Minangkabau di Agam, anak dari Luhak Agam disebut macan. “Harimau Campo” juga mengajarkan Silek Tuo (Silek yang asli) kepada generasi yang secara dominan diwarnai dengan gerakan imitasi harimau dari daerah asalnya.
Harimau Campo menjadi asal dari salah satu suku di Minangkabau, yaitu suku Sikumbang. Diambil dari kata Si Kumbang, yang berarti macan hitam. Dipercayai macan hitam atau Kumbang ini masih berkeliaran di hutan Gunung Pasaman dan Talamau.
Dari beberapa alasan diatas, dapat diketahui betapa berbahaya dan liarnya hutan yang berada di Gunung Pasaman dan Gunung Talamau. Meskipun Gunung Talamau dibuka untuk pendakian umum, para pendaki diharuskan untuk tetap waspada dan berhati-hati dengan yang ada di sekelilingnya pada saat pendakian agar hal-hal yang tidak diinginkan bisa dihindari.
Demikianlah alasan dan penyebab dari ditutupnya pendakian umum untuk Gunung Pasaman. Meskipun masih ada alasan lain yang belum bisa dituliskan disini.