PADANG, SpiritSumbar.com – Watchdog journalism dapat menjadi salah satu cara dalam menjalankan fungsi kontrol sosial dalam pers.
Hal itu disampaikan Rinaldi saat menyampaikan materi diskusi Watchdog Journalism kepada Pers Mahasiswa Genta Andalas, di Kesekretariatannya Gedung PKM Unand, Jumat (16/12/2022) .
Menurut Rinaldi, watchdog journalism diibaratkan sebagai anjing penjaga. “Anjing penjaga kalau ada yang janggal pasti akan menggonggong, begitu juga dengan pers. Jika ada yang janggal, maka media harus berani bersuara,” ungkap dosen Koordinator Konsentrasi Jurnalistik tersebut.
Diskusi tentang Pemahaman Watchdog Journalism untuk Pers Mahasiswa dilaksanakan dalam rangka Pengabdian Masyarakat Berbasis Dosen. Diskusi tersebut, dihadiri oleh tiga orang dosen Ilmu Komunikasi, Diego, M.A. Dalmenda dan Rinaldi serta 11 orang jajaran redaksi Genta Andalas.
Menurut Rinaldi pers harus bisa mengkritik kebijakan dan kejanggalan untuk menjalankan fungsi kontrol sosial yang tercantum dalam UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Terutama Pers Mahasiswa.
“Pers Mahasiswa kan belum ada terlibat kepentingan politik ekonomi media, jadi masih bisa menjalankan idealismenya. Beda kalau di media sudah pasti diatur oleh pemilik medianya. Makanya Genta harus bisa mengkritisi kebijakan kampus.” ujarnya.
Pada diskusi tersebut, Rinaldi menegaskan pentingnya sikap kritis dan skeptis ketika turun ke lapangan. Selain harus mengembangkan sikap kritis, menurut Dalmenda menambahkan pers harus memiliki bekal dan kreativitas dalam menghadapi berbagai tantangan saat menemui narasumber.
“Kreativitas itu yang penting dalam peliputan. Jika narasumber terkesan menghindar, dan enggan bicara lemparkan argumen yang kuat agar narasumber mau buka suara,” ujarnya.
Beberapa mahasiswa Genta Andalas melemparkan pertanyaan tentang tantangan yang mereka hadapi di lapangan.
“Ketika kami meliput, terkadang narasumber ini terkesan enggan bicara dan berkomentar.” sebut Kerin.
Hal senada juga diungkapkan Haura, salah satu pengurus Genta Andalas. “Waktu diminta data, narasumber selalu beralasan ada kesibukan. Kesannya menghindar, tapi tidak mungkin kami tulis menghindar, karena narasumbernya memang punya alasan berhalangan.” katanya.
Dalmenda menyatakan bahwa, Pers Mahasiswa setidaknya menganut 4 hal, diantaranya idealisme, kritis, kreatif dan solutif. Keempat itu mampu mengantarkan media tersebut mejadi media yang informatif, edukatif., berimbang dan terpercaya.
“Ketika Persma Genta Andalas memiliki kee empat hal itu, sebagai media kampus dari mahasiswa akan memiliki berkelas dimata mahasiswa dan para pemangku kepentingan kampus. Persma bisa jadi lawan dan kawan berdiskusi terutama bagi para petinggi kampus sebagai pemegang kebijakan dan juga pejuang aspirasi bagi mahasiswa,” ucap mantan Produser Berita TV Antara, LKBN Antara Biro Sumbar. (Rel/dpa)