Payakumbuh, SPIRITSUIMBAR.com – Digitalisasi di dunia pendidikan merupakan kebutuhan vital kita saat ini.
Hal itu disampaikan Ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Supardi, saat membuka Bimtek Teknis Bahan Ajar Digitalisasi Bagi Guru SMK Kota Payakumbuh di ballroom Rocky Hotel Bukittinggi, Kamis, 10 November 2022.
Lebih jauh, Supardi mengatakan diadakannya bimtek tersebut merupakan salah satu upaya serius untuk meningkatkan mutu pendidikan di Sumatera Barat, khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Karenanya, ia mengapresiasi Dinas Pendidikan Provinsi Sumbar yang bekerjasama dengan sejumlah yayasan pendidikan dan telah mendatangkan narasumber serta instruktur yang kompeten. “Ini bukan bimtek main-main,” tegasnya.
Narasumber dan instruktur bimtek tersebut datang dari Padang dan Jakarta. Mereka merupakan orang-orang yang telah berpengalaman dalam pengembangan pendidikan dan digitalisasi metode pembelajaran. Di antaranya ialah Prawira Salim, S.E, Drs. Antonius Kisworo Pinilih, serta Dra. Maria Pratmadyaning Widyati.
Dalam bimtek dengan nama lain Creative Learning in Digital Age ini diikuti oleh total 450 guru serta kepala/wakil kepala sekolah SMK se-Kota Payakumbuh, sejumlah materi telah disiapkan. Para peserta akan dibekali pengetahuan tentang pembelajaran di era digital, literasi digital, paradigma dunia digital, dan seterusnya.
Supardi berharap dengan adanya bimtek ini, tenaga pengajar SMK bisa membangun paradigma baru bahwa SMK sebagai sekolah kejuruan bukanlah sekolah pinggiran.
“Semangat berwirausaha dan kemandirian yang diusung oleh SMK, akan makin berkembang jika ditopang oleh kemahiran digital guru dan siswa serta lulusan SMK,” lanjutnya.
Ia tak ingin lagi lulusan SMK ‘hanya’ bekerja di perusahaan-perusahaan sebagai bawahan, namun mampu melahirkan inovasi dan kegiatan ekonomi kreatif berbasis digital.
Antonius Kisworo Pinilih, salah satu instruktur juga mengatakan betapa pentingnya pengetahuan digital bagi guru-guru SMK, khususnya untuk daerah seperti Sumbar. Menurutnya, dalam situasi saat semuanya hal saling terkoneksi, lulusan SMK tidak harus keluar dari Sumbar untuk bekerja di perusahaan-perusahaan di provinsi lain.
“Di era digital ini, anak-anak muda bisa bekerja lebih optimal membangun daerahnya, tidak perlu lagi keluar daerah untuk mencari kerja. Semua sudah dimudahkan oleh sistem yang digital” ujarnya.
Prawira Salim, instruktur lainnya, juga mengatakan hal senada. Karena itu, ia menilai digitalisasi di dunia pendidikan, dimana guru dan siswa betul-betul mengakrabi teknologi, menjadi hal yang sangat amat penting.
Menuju Payakumbuh Sebagai Kota Digital
Bimtek yang dilaksanakan dengan dukungan dana pokir Supardi ini terdiri atas beberapa gelombang. Masing-masing gelombang diikuti oleh 50 guru dan kepala/wakil kepala sekolah SMK se-Kota Payakumbuh.
Terkait hal tersebut, Supardi menyatakan bahwa bimtek yang diikuti guru SMK se-Kota Payakumbuh ini merupakan pilot project.
“Jika setelah evaluasi hasilnya positif, kita akan kembangkan ke kota-kota lain di Sumbar,” jelasnya.
Ia juga menggarisbawahi bahwa ini merupakan salah satu langkah demi menuju Payakumbuh sebagai Kota Digital. Payakumbuh sebagai salah satu kota digitalisasi di Sumbar, akan didorong lebih jauh. “Tahun depan, akan kita adakan juga bimtek untuk Pemko,” katanya lagi.
Yani, salah satu peserta Bimtek dari SMK 1 Payakumbuh menyebut bahwa kegiatan ini memang penting bagi dia dan rekan-rekan sejawatnya.
“Bimtek ini memang kami butuhkan, ya, karena sejalan dengan Kurikulum Merdeka yang sudah jalan di SMK,” katanya. “Narasumbernya juga oke”.
Menurutnya, kemampuan digital guru-guru seperti merancang media pembelajaran digital akan membuat siswa SMK, khususnya di Payakumbuh, menjadi lulusan yang bisa berusaha secara mandiri. (*)