BRIN Gali Nama Desa Tuapeijat

oleh

Mentawai SPIRITSUMBAR.com – Badan Reset Inovasi Nasional (BRIN) menggelar pertemuan dengan Pemerintah Desa Tuapeijat beserta tokoh masyarakat yang berlangsung di Aula Kantor Desa Tuapeijat, Kecamatan Sipora Utara, Kamis (13/10/2022).

Pertemuan dengan Pemdes dan tokoh masyarakat itu diadakan dengan Tujuan Menggali nama wilayah Desa Tuapeijat hingga nama sembilan Dusun di wilayah tersebut.

Kepala Desa Tuapeijat.T.Oinan menjelaskan, tujuan penggalian arti sebuah nama Desa Tuapeijat hingga 9 dusun harus sesuai dengan cerita, arti dan sejarahnya. Agar masyarakat dan generasi kedepannya bisa memahami maknanya nama Tuapeijat tersebut.

“Pembahasan terkait pemberian nama desa Tuapejat saat ini perlu kita luruskan,karna harus harus singkron dengan sejarahnya dan ceritanya. Sehingga masyarakat dan generasi penerus kedepannya memahami arti dari nama Tuapeijat”.sebut Pusuibiat.T.Oinan kepada wartawan.

Menurut Pusuibiat T.Oinan, penulisan nama Tuapejat yang sering dipakai oleh masyarakat saat ini masih banyak yang keliru. Sehingga tidak sesuai dengan makna dan sejarahnya.

“Penulisan yang sesungguhnya adalah Tuapeijat bukan Tuapejat. Yang artinya tempat persinggahan masyarakat mentawai. Baik yang keluar masuk dari pulau Siberut dan masyarakat lainnya saat mau berpergian ke ladang dan mencari kehidupan di lautan dengan menggunankan sampan Dayung. Jadi disinilah tempatnya masyarakat saat mengintai cuaca”.ujarnya .

Lanjut dia, asal usul sejarah terbentuknya nama wilayah desa dan dusun telah dibahas dalam pertemuan pihak BRIN dengan sejumlah undangan yang terdiri dari tokoh masyarakat setempat.

Ceritanya ini fakta, bahwa Tuapeijat menjadi tempat persinggahan semua orang yang melakukan perjalanan menuju pulau Siberut ataupun Sikakap ataupun tempat tempat lain. Jadi sebelum melakukan perjalanan, orang orang pada jaman dulu mesti singgah di Tuapeijat, terang Pusuibiat.

Ia juga melanjutkan,Wilayah Tuapejat atau (Tuapei) adalah lokasi yang tepat dan tenang untuk persinggahan semua masyarakat pada jamannya bahkan hingga sekarang.

Karena lokasi Tuapeijat ini strategis dan cocok untuk tempat singgah bagi nenek moyang kita pada jamannya. Selain itu wilayah pantai dan perairannya juga tenang untuk bersandarnya perahu, papar Kepala Desa.

“Jadi berdasarkan kajian kita bersama dengan BRIN, Tuapeiyat menjadi Tuapeijat. Tuapeiyat itu berasal dari kata bahasa dan sebutan bagi orang Mentawai”, sebut Kades.

Sementara menurut versi tokoh masyarakat Arkelaus menyebutkan hal yang sama, dari nama Tuapeijat saat ini adalah dari arti tempat persinggahan. Dengan istilah Tuapei atau Tuapeiyat dan sekarang ini menjadi Tuapejat sejak keluarnya SK pertama desa dari Pemerintah Pusat.

Sementara itu, Koordinator Kelompok Riset Toponim Badan Riset Preservasi Bahasa dan Sastra Dr. Nani Darheni M, Hum mengatakan, kita hadir disini yaitu melakukan riset nama nama wilayah desa Tuapeijat dan menggali asal usul ceritanya agar bisa didokumentasikan. Kedepannya, nama wilayah yang sesungguhnya harus dikembalikan agar generasi tidak kehilangan sejarah terbentuknya nama wilayah.

“Asal usul, cerita rakyat dan sejarah terbentuknya suatu nama wilayah harus kita selamatkan. Dan ini akan kita coba seluruh nama wilayah yang di Kabupaten Kepulauan Mentawai akan dikaji kembali dan kedepannya kita akan melakukan Forum Group Diskusi (FGD) dengan Pemerintah kalau ini sudah dirangkum semuanya”, terang Nani Daheni.

Menurut Nani Darheni,ini perlu di selamatkan agar sejarah terbentuknya nama wilayah tidak hilang dengan perubahan yang ada sekarang ini, serta kearifan lokal tetap dipertahankan. Jangan jangan 20 tahun kedepannya generasi muda tidak tahu apa apa tentang sejarah, cerita rakyat dan asal usul terbentuknya suatu wilayah di Kabupaten Kepulauan Mentawai itu sendiri.

Nani mengungkapkan, penelitian atau riset yang akan dilakukan akan mencakup seluruhnya dari sepuluh Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Mentawai, karena kali ini BRIN fokus di daerah 3 T khususnya Mentawai. Kegiatan riset ini juga akan mencakup seluruh wilayah Indonesia.

“Semoga ini bermanfaat bagi masyarakat Mentawai, kajian yang kita lakukan nantinya akan dianalisis dijadikan dokumen yang falid dan kedepannya akan ada pertemuan dengan pemerintah daerah untuk mempatenkan nama nama wilayah menurut asal usul dan sejarah terbentuknya wilayah yang di Kabupaten Kepulauan Mentawai agar bisa dikembalikan dari nama sebenarnya”, harap Nani.

Dalam pertemuan tersebut juga hadir Ketua Tim Penelitian Badan Riset Inovasi Nasional Rita Novita M, Hum, Kepala Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra Dr Herri Jogaswara M.A dan rombongan BRIN lainnya. (Sabarial)

Menarik dibaca