Dari Workshop Online Research Skill ISI Padang Panjang: Plagiator Bisa Disanksi Hukuman Kurungan Hingga Denda Rp. 200 Juta

oleh

Padang Panjang, Spiritsumbar.com —  Jangan coba-coba  menjadi plagiator dalam berkarya, apalagi menyangkut skripsi, dan jurnal ilmiah. Sanksinya bisa berupa pembatalan ijazah, pembatalan gelar akademik bahkan bisa berujung hukuman kurungan dan denda hingga Rp 200 juta.

Dalam workshop bertemakan “Menghindari Plagiat di Perguruan Tinggi”  yang digelar Unit Pelaksana (UP) Perpustakaan ISI Padang Panjang di Rocky Hotel Padang, Dr. Tesri Maideliza, MS, M.Sc dari Unand memaparkan.

Agar tak terjadi  plagiat sebaiknya  pihak perguruan  tinggi melakukan tindakan preventif. Caranya, mengawasi pelaksanaan kode etik mahasiswa/dosen/peneliti/tenaga kependidikan yang ditetapkan oleh senat perguruan tinggi. Menetapkan dan mengawasi pelaksanaan gaya selingkung untuk setiap bidang ilmu, teknologi, dan seni yang dikembangkan oleh perguruan tinggi. Secara berkala mendiseminasikan kode etik mahasiswa/dosen/ peneliti/ tenaga kependidikan dan gaya selingkung yang sesuai agar tercipta budaya antiplagiat.

Workshop Online Research Skill Isi Padang Panjang
Workshop Online Research Skill ISI Padang Panjang

Memang, untuk mengetahui plagiat atau tidaknya suatu karya tentu si pembuat dan orang lain (si pembaca) yang  mengetahui. Bila  mahasiswa  terbukti plagiat dalam karya ilmiah/ skripsi, terlebih dahulu pihak perguruan  tinggi  memberinya  teguran . Kemudian lanjut teguran  tertulis, penundaan pemberian sebahagian hak mahasiswa, pembatalan nilai satu atau beberapa mata kuliah yang diperoleh mahasiswa, pemberhentian dengan  hormat dari status sebagai  mahasiswa, pemberhentian tidak dengan hormat,  pembatalan ijazah apabila mahasiwa telah lulus.

Sementara untuk dosen/ peneliti/ tendik:  ketentuan yang dilanggar: Pasal 11 ayat (6), urutan sanksi adalah teguran, peringatan tertulis, penundaan pemberian hak,  penurunan pangkat dan jabatan akademik/fungsional, Sanksi pencabutan hak untuk diusulkan sebagai profesor/jenjang utama bagi yg memenuhi syarat,  pemberhentian dengan hormat dari status dosen/peneliti/tendik. Selanjutnya pemberhentian tidak dgn hormat dari status sebagai dosen/peneliti/tendik, pembatalan ijazah yang diperoleh dari PT yang bersangkutan. Sanksi tambahan apabila dosen/peneliti/tendik menyandang sebutan profesor/jenjang utama dapat diberhentikan dari jabatan profesor/jenjang utama.

Sanksi Lain Menurut Peraturan Per-UU-an: UU Sisdiknas: no. 20 tahun 2003, mempergunakan karya ilmiah jiplakan untuk memperoleh gelar akademik, profesi, vokasi dipidana penjara paling lama 2 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 200 juta.

Lantas,  berapa kasus plagiat di tanah air  yang  pelakunya sampai dijatuhi sanksi? Atas pertanyaan Spiritsumbar itu,  Doktor Testri  secara jumlah dia kurang hafal, tapi pernah ada kejadian di Sumbar  gelar seorang professor dibatalkan lantaran  karya ilmiahnya terbukti plagiat.

Menghindari Plagiat di Perguruan Tinggi, acara yang dimoderatori oleh Dr Asril ini, merupakan satu dari materi Workshop Online Research Skill yang digelar UP Perpustakaan ISI Padang Panjang. Sementara materi lainnya adalah Teknik Penelusuran Informasi  oleh  Andi Saputra, S.Kom, M.Mkom, juga dari Unand.  Kegiatan  yang digelar 24-25/9 di Rocky Hotel Padang.

Acara dibuka Rektor ISI diwakili  oleh  Wakil Rektor, Prof. Dr. Andar Indra Sastra. Dalam sambutannya Andar mengajajak peserta  serius mengikuti workshop agar  ilmunya nanti dapat dibagikan kepada mahasiswa.

“Umumnya skripsi mahasiswa sudah mengarah pada digitalisasi. Mau tidak  mau kita harus siap menerimanya. Kalau dulu kita bangga dengan banyaknya koleksi buku di rumah. Sekarang tidak ada lagi. Cukup dengan satu lisensi saja sudah selesai. Beberapa PDF mengandung banyak data mudah diakses, tak perlu fotokopi. Melalui data digital semuanya ada.  Jurnal di seluruh dunia gampang dilihat dan dapat  dicari sesuai dengan kebutuhan” papar Andar Indra Sastra.

Sebaliknya  bagi para dosen ini akan menjadi sebuah tantangan terutama masalah teknik penulisan ilmiah, artikel dan penilitian. Harus berpandai-pandai dalam mencari jurnal, karena tidak semua jurnal itu cocok dengan kebutuhan kita. Inilah yang dikupas oleh narasumber  2 hari ke depan. Arahan dan pelatihan Ini sangat besar manfaatnya bagi kita. Berbagi informasi dengan narasumber. Ambil referensinya dengan baik hingga hasil pertemuan ini ada nilai dalam mengajar nanti, hingga kita siap dalam perubahan.

Worshop

Sebelumnya ketua pelaksana Junaidi, S.Kar, M.Sen, mengatakan, workshop diikuti  40 orang peserta terdiri dari kalangan dosen mettodelogi penilitian dan  pustakawan dari  kampus bagonjong ISI. Acara ini digelar dalam meresponi dampak  teknologi dan maraknya system pembejaran online.

Mahasiswa dan dosen perlu strategi  yang jitu  untuk penulisan karya ilmiah, baik  dalam  mencari, mengelola, dan memanfaatkan  sumber referensi dunia yang tersedia secara online. Dari unit perpustakaan sendiri kata Junaidi  nantinya  akan  bisa  membantu  mahasiswa dan dosen  dalam penelusuran data  untuk skripsi, jurnal dan sebagainya.(yetti harni)

Menarik dibaca