Padang Panjang, Spiritsumbar.com –Asrizallis, Wali Nagari Cubadak, Kabupaten Tanahdatar, Sumatera Barat, akhirnya mendapat pengakuan sebagai Kepala Desa dengan gelar akademik terbanyak dari Musium Rekor Dunia-Indonesia (MURI) dengan nomor registrasi 10567/R.MURI/IX/2022.
Sebelumnya tak pernah terlintas di benak Zen, panggilan Asrizallis bakal memecahkan rekor MURI sebagai kepala desa peraih gelar terbanyak. Tapi, karena ini suatu apresiasi dan penghargaan dari MURI, diapun berucap syukur dan akan terus menuntut ilmu sebisa dia mampu.
Mengingat kembali masa lalunya, Dr. Asrizallis, S.Sos, M.PdI, MM, MH, M.Sn, M.Si, M.Sos yang lebih banyak menghabiskan waktunya di Kota Padang Panjang, sekitar 25 km dari Nagari Cubadak. Sarat dengan pengalaman hidup. Dia pernah menjadi hansip di Balaikota Padang Panjang, pernah menjadi satpam sebuah bank, guru mengaji, tenaga kerja migran di luar negeri, pimpinan Paud dan lainnya.
Dilahirkan di Supanjang, Nagari Cubadak, Kecamatan Lima Kaum, Kabupaten Tanah Datar pada 1971 dari pasangan almarhum/ah, Marlis dan Bainar. Rumah tangganya dengan Rochayati, S.Sos, MM dikaruniai 4 orang anak yang kini kuliah di berbagai perguruan tinggi favorit di tanah air. Salah seorang diantaranya di UGM. Dua hal yang tak putus putusnya ditekankan kepada keluarga adalah soal aqidah, meingkatakan keimanan sebagai muslim dan pentingnya pendidikan.
Dia pernah didera kegetiran, tapi tak membuatnya patah arang. Segi ekonomi dan pekerjaan misalnya, adakalanya juga berasa permen nano nano. Asam, manis asin dan pahitnya juga. Itulah romantika kehidupan, kita tak menyerah, papar Zen menambahkan.
Lantas, apa motifasinya mengejar gelar sebanyak banyaknya? “Sesuai ajaran Islam saja, tuntutlah ilmu dari lahir hingga ke liang lahat. Tujuannya bukan gelar, tapi untuk mendapatkan ilmunya. Saya yakin ilmu yang baik apabila diterapkan akan menjadi amalan,” ujarnya beberapa waktu lalu kepada spiritsumbar.com.
Seperti pernah dilansir spiritsumbar sebelumnya, Asrizallis yang juga tercatat sebagai dosen STAI-IB Padang Panjang itu berhasil meraih doktor (S3) program studi Pendidikan Islam pada UIN Padang, Agustus 2021 lalu. Sebelumnya, aktifis berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan itu telah menyabet 6 gelar magister (S2) di 6 perguruan tinggi (PT) negeri/swasta.
Terkait perolehan gelar doktor pada UIN-IB (Universitas Islam Negeri – Imam Bonjol Padang, itu setelah Zen, sapaan Asrizallis, berhasil mempertahankan disertasi; “Inovasi Madrasah Aliyah Swasta di Padang Panjang dalam meningkatkan mutu lulusan” di sidang terbuka dengan tim penguji pimpinan Prof.Dr.Martin Kustati.
Sementara 6 gelar magister yang diraih Zen terdiri program studi Pendidikan Islam pada IAIN Batusangkar, Pemberdayaan SDM (STIE Agus Salim Bukittinggi), Hukum Tata Negara (Unes Padang), Kajian Seni (ISI Padang Panjang), Pengelolaan SDM Kelautan (UBH Padang), dan Pemberdayaan Masyarakat (UIN Padang).
Karena begitu banyak gelar magister, plus S1 Ilmu Pemerintahan dari STISipol Agus Salim Bukittinggi, penulisan lengkap nama Asrizallis adalah Dr.Asrizallis, S.Sos,M.Pd.I, MH, MM, M.Sn, M.Si, M.Sos.
Lalu, bagaimana pula kinerjanya sebagai Wali Nagari di Cubadak, Kecamatan V Kaum, Kabupaten Tanah Datar yang diembannya sejak sekitar 5 tahun ini? Pertanyaan itu dijawab Zen dengan menuliskan sederetan hasil pembangunan fisik dan nonfisik, dan sederetan prestasi yang diraih di tingkat Provinsi Sumatera Barat.
Selain di bidang Pendidikan, sebagai wali nagari di kampung halamannya di Nagari Cubadak, Kecamatan V Kaum, Kabupaten Tanah Datar, juga banyak kemajuan diraih di eranya sejak 5 tahun ini, sehingga Nagari Cubadak juga memperoleh 10 prestasi/penghargaan. Terakhir, Agustus lalu sukses menggelar Festival Tabek Ganggam, salah satu program satu nagari satu event di Tanah Datar.
Pembangunan yang sudah terwujud di Cubadak antara lain seperti pembangunan jalan tani/ladang sepanjang kurang-lebih 5 KM untuk akses ekonomi rakyat; perbaikan embung dan sumber air; perbaikan pasar nagari; perbaikan miniatur ka’bah tempat manasik haji dan umrah.
Berikut, perbaikan sarana pendidikan TK dan PAUD; perbaikan Mushola dan Posyandu; pembuatan Medan nan bapaneh Sanggar seni Duo Limbago; menggerakan ekonomi melalui Bumnag (Badan Usaha Milik Nagari) Sakato; perbaikan irigasi primer, sekunder dan tersier sepanjang kurang-lebih 1 KM.
Sedangkan sederetan prestasi yang diraih sebagai hasil lain dari wujud pembangunan tadi, antara lain Asrizallis terpilih sebagai Wali Nagari terbaik di Sumbar; Cubadak meraih Nagari berprestasi Nomor-2 di Sumbar, Cubadak meraih Nagari berprestasi No.3 di Sumbar untuk pelestarian nilai adat dan budaya.
Terus, Cubadak dianugrahi sebagai Nagari maju dan belakangan naik jadi Nagari mandiri; Cubadak meraih pengelolaan keuangan terbaik di Sumbar. Sedang di tingkat Kabupaten Tanah Datar sendiri, salah satu prestasi adalah Cubadak merai penghargaan sebagai Nagari yang tageh dan tangguh ketahanan pangan.( Yet/JYM)