Padang Panjang, Spiritsumbar.com,-Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan terpadu Satu Pintu ( DPMPTSP) Kota Padang Panjang kembali mengirim 4 remaja kota itu mengikuti pelatihan di Medan. Dua diantaranya untuk jurusan barista dan dua orangnya lagi jurusan Commercial Cookery.
Kepala DPMPTSP, Ewasoska melalui Kabid PMK, Mardi Suntani, berharap setelah pulang dari pelatihan sekitar 1,5 – 2 bulan lamanya remaja pilihan kota berjuluk Serambi Mekah ini dapat membuka usaha sendiri, sekaligus memberi peluang kerja bagi orang lain.Karena itu dia pesankan agar pada pelatihan yang berpusat di Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktifitas( BBPV) diikuti sepenuh hati.
Pelatihan barista adalah usaha untuk memberi pengetahuan/ilmu pada seseorang mengenal, meracik, menghias dan menyajikan minuman kopi pada pelanggan. Sementara dalam pelatihan commercial cookery/ Commercial cook meliputi produksi memasak makanan dalam skala yang besar untuk pesta ataupun dijual seperti di restoran, café dan kantin. Standar memasak dari commercial cookery biasanya jauh lebih tinggi dan peraturannya pun sangat ketat.
Menurut cacatan Spiritsumbar, itu bukan kali pertama Pemko Padang Panjang mengutus warganya untuk pelatihan dalam dan luar Sumbar. Sebelumnya ada pelatihan usaha garment, montir HP, las, desain grafis dan lainnya. Luar Sumbar diantaranya ke BBPVP Serang, Semarang, Bekasih, Bandung dan terakhir di Medan.
Selain itu juga ada pelatihan bahasa Jepang, bahasa Korea bagi warga kota Padang Panjang secara gratis. Usai pelatihan-pun mereka mendapat tawaran untuk bekerja di luar negeri. Dari hasil pelatihan bahasa Jepang sudah ada yang bekerja sambil melanjutkan kuliah di negara matahari terbit, Jepang.
Untuk mendapat pelatihan tidaklah gampang, sebut Mardi saat melepas 4 peserta pelatihan ke Medan 18/9 lalu. Kita berebut kursi dengan berbagai provinsi di Indonesia. Bersyukur periode ini Padang Panjang dapat 4 yang nantinya diberi sertifikat pelatihan. di Padang Panjang sendiri peminat pelatihan ini cukup tinggi, hingga diadakan seleksi yang cukup ketat.
Mardi didampingi Kasi Naker, Hendri Febrian. menjelaskan, transportasi pulang pergi, penginapan dan biaya konsumsi ditanggung pemerintah. Hanya uang saku yang tidak. Kepada peserta pelatihan dipesankan untuk belajar sungguh-sungguh dan tidak menyia-nyiakan ilmu yang diperoleh. Lalu, menjaga nama baik Padang Panjang.( yetti harni)