PADANG SpiritSumbar.com – Upaya peningkatan kesehatan dan pemberantasan stunting yang dilakukan TP PKK Kelurahan Banuaran Nan XX, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) patut mendapat apresiasi. Dari Angka 49 penderita stunting di 2021 berhasil ditekan menjadi 4 jiwa di 2022.
Hal tak terlepas dari kegigihan Ketua TP PKK Banuaran Nan XX, Elia Roza beserta perangkatnya dan stakeholder yang saling bahu membahu menggerakkan semua Pos pada Layanan Terpadu (Yandu) Cempaka Putih Banuaran.
Begitu menerima amanah sebagai Ketua TP PKK Banuaran, Elia Roza langsung tancap gas. Bagi Sekretaris Lurah Banuaran Nan XX ini, tidak berlaku Asal Bapak Senang (ABS) dengan Selfi dan bagikan foto ke grup WA. Atau rekayasa data, demi mengejar laporan agar dinilai tepat waktu.
Namun, yang terpenting, bekerja dengan merangkul semua potensi yang ada. Semua ditindaklanjuti dengan program yang terukur dan bermanfaat untuk kemaslahatan masyarakat.
Alhasil, kondisi PKK dan Posyandu yang selama ini terpuruk, mulai memberikan secercah asa. Tingkat kunjungan Posyandu meningkat tajam. Bahkan, angka stunting yang begitu mencemaskan memperlihatkan hasil luar biasa.
Bayangkan, tak cukup 1 tahun 45 balita terselamatkan. Itu pun, karena 4 Balita yang masih stunting karena penyakit bawaan orang tua.
“Saya juga terpacu, karena adanya motivasi yang luar biasa dari Ketua TP PKK Kecamatan Lubuk Begalung. Setiap program yang kita rancang selalu mendapat dukungan. Mudah-mudahan ini langkah yang baik untuk kemajuan Banuaran khususnya, Kota Padang pada umumnya” ujar Perempuan yang mudah senyum ini, Sabtu (9/7/2022) malam.
Sebagaimana disampaikan Pembina Wilayah Posyandu Cempaka Putih, Kelurahan Banuaran Nan XX, Mairiza Aziz. dari 49 stunting di tahun 2021, pada tahun ini berhasil ditekan menjadi 4. “Yang tersisa itu pun, karena penyakit bawaan orang tuanya,” ujar Mairiza
Video Balita Serbu Posyandu
Petugas kesehatan Puskesmas Lubuk Begalung ini mengaku stunting terjadi akibat dari kekurangan gizi kronis. Sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
Dia jelaskan, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun). “Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan. Pada masa awal setelah bayi lahir. Akan tetapi, kondisi stunting baru Tampak setelah bayi berusia 2 tahun,” ujarnya.
Untuk menekan angka stunting, Mairiza Aziz dan Nova Deswira bersama kader Yandu langsung mendatangi balita dari rumah ke rumah. Berbagai pemahaman dan penyadaran pada orang tua balita mereka lakukan. Agar mereka mau membawa anak mereka posyandu.
“Berkat semangat dan kegigihan bersama kader, Alhamdulillah memperoleh hasil yang memuaskan. Orang tua secara spontan membawa balita pada Posyandu terdekat. Seperti pada Pos 7. Jumlah balita rata-rata hanya 15 sampai 20. Namun, awal Juli ini, sebanyak 45 balita hadir memeriksakan diri,” ujarnya.
“Semoga partisipasi masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat dan peduli lingkungan semakin meningkat,” ujarnya. (Salih)
<<< Sebelumnya
Gerakan Ekonomi, PKK Banuaran Rancang Program Produktif
Selanjutnya>>>
Heriza Syafani : Pencegahan Stunting Harus dari Dini