JAKARTA, SpiritSumbar.com – Provinsi Banten, memiliki risiko bencana yang cukup tinggi. Dalam hal ini bencana gempabumi dan tsunami.
Berdasarkan kajian InaRISK BNPB, seluruh kabupaten dan kota yang terdapat di provinsi Banten berada pada level risiko bencana gempabumi tingkat sedang hingga tinggi. Sedangkan terdapat empat wilayah yaitu Kabupaten Pandeglang , Kabupaten Lebak dan Kabupaten Serang, serta Kota Cilegon berada pada level risiko bencana tsunami tingkat sedang hingga tinggi.
Melihat hal tersebut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) berupaya meningkatkan kapasitas pelaku kebencanaan. Mereka menggelar simulasi penanggulangan bencana bagi unsur pelaku kebencanaan se-provinsi Banten di Kota Serang pada Selasa hingga Jumat (14-17/6/2022).
Kepala Pusdiklat BNPB, Berton Panjaitan mengatakan, simulasi merupakan salah satu bagian penting dalam proses penanggulangan bencana, dengan simulasi kita dapat mengetahui peran masing-masing saat bencana melanda.
“Pelaksanaan simulasi bertujuan untuk menguji rencana kontingensi bencana bagi wilayah Banten dan mengukur kemampuan dalam melakukan tugas pekerjaan dan tanggungjawab sebagai personil kebencanaan,” kata Berton saat membuka acara pada Selasa (14/6).
Dalam penanganan bencana perlu melibatkan seluruh unsur, baik dari unsur pemerintah hingga relawan kebencanaan.
“Mari kita bersama-sama terus meningkatkan kapasitas kita dalam menangani bencana, dengan seperti itu kita akan lebih mampu menolong masyarakat agar menjadi semakin tangguh terhadap bencana,” pungkasnya.
Penyelenggaraan simulasi kali ini dengan metode geladi ruang atau Table Top Exercise (TTX) dan geladi posko atau Command Post Exercise (CPX) dengan peserta perwakilan pelaku kebencanaan se-provinsi Banten.
Peserta menyusun skenario apa saja yang harus dilakukan ketika bencana tiba, kemudian membagi peran dan tanggungjawab, selanjutnya mensimulasikan peran posko tanggap darurat bencana beserta bidang-bidang yang berada didalamnya. (*)