YOGYAKARTA SpiritSumbar.com – Banjir dan Longsor Hantam Dukuh Plampang 2, Kelurahan Kalirejo, Kecamatan Kokap, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Kamis, (20/5) Pukul 17.00 WIB.
Baca : Aksi Teror Terhadap KSU Cipta Mandiri, Base Camp Dibakar OTK
Sebagaimana dilansir Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Ph.D., Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB menerima laporan adanya banjir dan longsor yang terjadi di Kabupaten Kulon Progo. Akibatnya sebanyak 3 Kepala Keluarga (KK) atau 12 orang mengungsi karena rumah mereka terdampak longsor.
Kejadian banjir dan tanah longsor yang disebabkan tingginya curah hujan tersebut juga mengakibatkan satu unit sekolah terdampak. Selain itu, dampak lain yakni akses jalan kabupaten tertutup material longsor.
Baca : Ini Penyebab 3 Pemain Timnas U-23 Indonesia Diusir dari Lapangan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kulon Progo bersama tim gabungan telah melakukan kaji cepat di lokasi kejadian. Guna mengevakuasi warga terdampak dan memberikan bantuan logistik kepada korban.
Sementara itu, Pemerintah Daerah Kulon Progo bersama Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) juga telah meninjau lokasi untuk tindak lanjut dan penanganan.
Kondisi terkini di lokasi, jalan kabupaten sementara belum dapat dilewati kendaraan roda dua maupun empat dikarenakan masih terdapat material di jalan. Warga yang rumahnya berada di area lokasi longsor diharapkan tetap waspada jika ada banjir dan longsor susulan apabila hujan kembali turun.
Baca : Kebakaran Besar Terjadi di Pasar Usang
Sementara itu berdasarkan analisis inaRISK, kabupaten Kulon Progo teridentifikasi memiliki 9 kecamatan yang berpotensi sedang hingga tinggi bahaya tanah longsor dengan total luas bahaya sebanyak 22.749 hektar. Selain itu, memiliki 12 kecamatan yang berpotensi sedang hingga tinggi bahaya banjir dengan luas bahaya 14.585 hektar.
Menyikapi hal tersebut, maka BNPB mengimbau kepada seluruh komponen pemangku kebijakan di daerah dan masyarakat agar dapat mengantisipasi adanya potensi bencana yang dapat dipicu oleh faktor cuaca seperti banjir dan tanah longsor.
Warga yang tinggal lereng bukit atau dataran rendah diimbau untuk waspada pada jika terjadi gerakan tanah apabila intensitas hujan tinggi terus terjadi. Gerakan susur sungai juga dapat dilakukan sebagai langkah prefentif guna mengantisipasi sampah atau ranting yang dapat menghalangi laju air saat terjadi hujan.