Dalam sepatah kata, sebagaimana dilansir Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Ph.D., Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan bahwa pentas budaya seperti itu sudah selayaknya digelar di tengah masyarakat Sumatera Barat, khususnya Kota Bukittinggi.
Selain dapat menambah literasi mitigasi bencana, bentuk penyampaian edukasi lewat seni dan budaya sekaligus mampu mempererat kebersamaan serta melestarikan kebudayaan.
Sumatera Barat merupakan wilayah yang memiliki tingkat rawan bencana tinggi. Mulai dari bencana geologi, vulkanologi dan hidrometeorologi. Sehingga literasi pemahaman tentang kebencanaan dan upaya mitigasinya serta pencegahan perlu dikuatkan, salah satunya melalui gelaran seni budaya.
“Bencana bisa dikurangi apabila kita kuat dalam aspek pencegahan. Karena kalau sudah tanggap darurat mengatasinya itu tidak mudah,” ujar Suharyanto.
Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah melalui sebuah pantun, mengucapkan rasa terima kasih kepada BNPB atas kepedulian terhadap masyarakat Sumatera Barat, khususnya Kota Bukittinggi dan sekitarnya.
Melalui bait pantun itu, Mahyeldi mengungkaplan bahwa penyampaian literasi kebencanaan melalui kearifan lokal dan budaya adat setempat menjadi inspirasi seluruh pihak. Dia berharap semoga hal itu kemudian dapat ditularkan kepada daerah lain di Sumatera Barat sehingga dapat terbebas dari bencana.
“BNPB punya acara pagelaran budaya sadar bencana”
“Ramai yang datang menyaksikannya”
“Semoga sumbar tebebas dari segala bencana”
“Dengan pencerdasan melalui budaya,” ungkap Mahyeldi.
Setali tiga uang dengan Mahyeldi, Wali Kota Bukittinggi Erman Safar juga berterima kasih kepada BNPB yang telah memfasilitasi pagelaran Budaya Sadar Bencana di Alun-Alun Jam Gadang. Erman mengakui bahwa literasi kebencanaan masih memang belum banyak diajarkan kepada anak-anak sebagai generasi penerus bangsa.
Tip & Trik