Adanya unggahan terkait karcis masuk di masjid terapung pada media sosial tersebut, justru makin menciptakan rasa penasaran banyak orang. Apalagi, beragam status dan komentar sudah bak bola liar.
Citizen journalism atau jurnalis warga pun bermunculan dengan beragam penafsiran. Tentu juga dengan berbagai kesimpulan sesuai dengan pemikiran dan tujuan masing-masing. Bagi yang berpikiran negatif (negative thingking) tentu semua akan buruk. Bahkan, status dan komentar mereka tidak lagi masalah karcis masuk, tapi telah merambah kemana-mana.
Menariknya, tidak hanya sekedar mengaitkan dengan masuk masjid harus bayar. Tapi lebih dari itu, mereka menafsirkan, hanya di Masjid Terapung Painan, shalat harus bayar.
Namun, bagi yang berpikiran positif (positive thinking) justru menganggap lumrah. Karena, masjid itu terletak di dalam kawasan objek wisata.
Retribusi adalah bentuk pungutan yang mendapat imbalan langsung bagi pengunjung. Karena objek wisata butuh biaya penataan dan perawatan. Retribusi itulah sebagai sumber biayanya. Tentu juga bagian dari sumber pendapatan asli daerah (PAD).
Kalau hanya sekedar shalat, kenapa harus ke masjid terapung? Disekitar objek wisata Pantai Carocok tersebut, juga banyak masjid dan mushalla. Kecuali, kalau sudah didalam Pantai Carocok, ada lagi pungutan ke lokasi masjid, ini baru tidak benar. Faktanya, kan tidak!
Hanya untuk masuk kawasan wisata Pantai Carocok saja yang dikenakan retribusi. Hanya saja, pintu masuk ke objek wisata berada di pintu masuk masjid. Artinya, ke objek wisata Pantai Carocok yang dikenakan retribusi. Kalau sudah didalam, silahkan manfaatkan masjid untuk mensyukuri rezeki yang telah diberikan Yang Maha Kuasa. Gratis kok.
Kalau mau menambah tabungan akhirat, juga ada tempat infaq dan sadaqah yang disediakan. Tapi sebagai saran, saat berinfaq, tak usah pula difoto atau rekam. Agar terjauh dari riya.
Jadi, sebagai saran pada pengelola wisata Pantai Carocok. Sebaiknya, pintu masuk atau tempat retribusi tidak berada di pintu masuk masjid. Juga mengoptimalkan gerbang masuk yang telah ada.