MENTAWAI – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) meluncurkan program Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) tahun 2022.
Melalui Petugas Pengelola Desa wisata yang telah bertugas selama 2 Tahun di Desa Matotonan yang sering disapa Nada Rahmayanti,(25) asal Dari Solok Selatan ini mengatakan,Desa Matotonan, Kecamatan Siberut Selatan, Kepulauan Mentawai.
Salah satu yang memiliki banyak potensi dalam pariwisata,yang di mulai dari wisata Alam,Budaya,Kuliner,serta wisata Buatan yang membuat Desa banyak di lirik oleh para wisatawan ingin melihat tradisi kehidupan masyarakat adat.
“ Jumlah target peserta desa wisata yang mendaftar yakni sebanyak 3.000 desa,salah satunya Desa matotonan, Kami berharap menemukan kembali potensi-potensi desa wisata baru di tahun ini,” sebut Nada saat dikonfirmasi,pada senin,(14/03/2022).
Lanjut dia,ADWI 2022 memiliki tujuh kategori penilaian, pertama ialah kategori daya tarik pengunjung yang meliputi keunikan dan keaslian alam maupun buatan, serta seni dan budaya.
“Pendaftaran desa wisata akan dimulai 19 Februari hingga 31 Maret 2022 melalui website jadesta.kemenparekraf.go.id.”kata Nada.
Pada tahun 2021 Lalu, Desa Matotonan telah mendapatkan SK sebagai Desa Wisata dari Bupati Kepulauan Mentawai,Yudas Sabaggalet. Hal itu dikarenakan banyaknya jumlah peningkatan yang datang mengunjungi Desa pada Event yang di adakan setiap Tahun Guna memperingati ulang tahun desa pada tanggal 10 Agustus.
Event itu pertama kali di gelar pada masa Pemerintahan kepala Desa Ali Umran. Peringatan ulang tahun Desa itu di beri nama “Liat Pulaggajat” yang artinya pesta kampung (masyarakat).
“Event Perayaan ulang tahun Desa yang diadakan setiap 10 Agustus, sudah di mulai sejak tahun 2019 hingga 2021,,atau sudah 3 kali berjalan dimasa pemerintahannya Kepala Desa Ali Umran” ujarnya.
Pada saat evant berlangsung,semua masyatakat ikut terlibat,ada rumah yang sudah di siapkan sebagai Homestay,ada juga ibu-ibu yang bergerak aktif dalam kuliner,serta banyaknya Kriya yang di siapkan oleh masyarakat untuk dapat dijadikan Cendra Mata bagi para Wisatawan.
“ADWI dilahirkan kala pandemi Covid-19 yang membuat tidak ada wisatawan asing datang ke Indonesia. Masyarakat Tanah Air tak bisa berwisata ke luar negeri” terangnya.