PASAMAN BARAT – “Timbo Abu itu menurut ninik kami adalah timbunan abu. Daerah di kaki Gunung Talamau ini asalnya dari timbunan abu,” ujar Hasan Basri warga Jorong Timbo Abu Nagari Persiapan Timbo Abu, Kajai Talamau Pasaman Barat, Minggu 13 Maret senja kepada tim Bhakti untuk Negeri, JPS bersama Mitra dan Tokoh Peduli Pelajar Tanah Bencana.
Konon timbunan abu itu terjadi setelah dulunya Gunung Pasaman meletus dan abunya menimbun daerah ini. “Timbo Abu daerah yang subur,” ujar Hasan.
Tapi, Jumat pagi 25 Februari 2022 bumi berguncang, gempa berkekuatan 6,2 lalu diupgrade BMKG menjadi 6,1 skala richter meluluhkantakan kesuburan Timbo Abu itu.
Dan yang ada adalah nestapa berkepanjangan, warga tidur di tenda dan anak-anak trauma melihat rumah hancur, timbo abu saat ini telah menjadi timbunan duka.
Gempa bumi Pasaman telah meluluhlantakan semua, Timbo Abu diakses pun ngeri. Ada 19 lebih titik rawan longsor dari Simpang Empat ke simpang menuju Timbo Abu.
“Medannya berat dan sulit, ada ancaman longsor badan jalan, apalagi kami menempuhnya saat hujan deras menerpa Kajai Pasaman Barat,” ujar pemilik mimbarnasional.com Almudazir yang menjadi bagian inti Tim Aksi Bhakti Untuk Negeri JPS bersama tokoh ‘Peduli Pelajar Bencana Tanah Bencana’.
Tidak saja ngeri tapi juga kesedihan membathin siapa saja melintasi jalan raya Kajai ke arah Talu.
“Rumah roboh berganti dengan tenda Kemensos hadir dan banyak lagi yang menjadi pemandangan menyedihkan siapa menyaksikan kegaharan dampak gempa bumi Jumat pagi itu,” ujar Pemred Seputar Sumbar Robby Cahyadi.
Tapi owner beberapa media online Sumbar Adrian Toaik mengatakan tugas dan amanah mengantarkan bantuan untuk pelajar daerah bencana harus tuntas. “Satu tagline kami dalam aksi Bhakti Untuk Negeri yaitu berpantang pulang sebelum bantuan tuntas dibagikan,” ujar Toaik.
Hujan lebat, ruas jalan terancam longsor menjadi tantangan sendiri bagi 13 orang Tim Aksi Bhakti Untuk Negeri JPS bersama Mitra dan Tokoh yang Minggu pagi dilepas Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy bersama Anggota DPRD Sumbar HM Nurnas.
“Ngeri dan sedih diperjalana itu terobati ketika sampai di Mudiak Simpang Timbo Abu puluhan anak-anak telah menanti. Anak-anak daerah episentrum tengah lakukan trauma healing,” ujar Korlap Aksi Mona Sisca.
Aksi bertajuk bangkit pelajar tanah bencana itu juga dibantu oleh Bamus Nagari Persiapan Timbo Abu dan Ilhmsyah Mirman founder Ranah Rantau Cirkle.
“Awalnya kita mau bikin trauma healing dan menyambut tim dari JPS di luar tenda tapi hujan deras. Saya juga ragu apa tim JPS bisa tembus Timbo Abu, Allhamdulillah sekitar pukul 16.00 Wib tim sampai ke Timbo Abu dan bagikan paket sekolah kepada siswa di Mudiak Simpang.
Syahdan pelajar kelas 1 terlihat pede menerima tas dan peralatan sekolah yang diamanahkan donatur Bhakti Untuk Negeri kepada JPS untuk disalurkan. “Terima kasih pak, Syahdan mau sekolah lagi, tas nya baguss pak,”ujar Syahdan.
Aksi berakhir jelang kumandang adzan magrib, Timbo Abu punya semangat bangkit, semoga pas takbir idul fitri mendatang tak satu pun warga Timbo Abu dan Kajai Pasaman tidur di atas tanah.
“Pak Bupati Hamsuardi sudah mencanangkan Perumahan Transisi Mandiri. Dan beliau (Hamsuardi) bertekad sebelum Takbir Idul Fitri berkumandang tak ada warga korban gempa Pasaman Barat tidur di atas tanah lagi,” ujar Ujeng Kepala Markas PMI di Pasaman Barat. (*)