Spirit Sumbar – Hampir seluruh Indonesia bakal dilewati oleh gerhana matahari, Rabu (9/3/2016). Fenomena alam ini, mesti disikapi secara arif lantaran, bisa menimbulkan efek negatif pada tubuh atau kebutaan. Apalagi, gerhana, baik bulan mau matahari, banyak dijelaskan dalam Al Qur’an.
“Pada saat kita menatap ke arah GMT maka akan menyebabkan pupil membesar dan sinar UV akan masuk ke dinding retina (macula). Fenomena ini akan menyebabkan kerusakan pada retina mata bahkan mengalami kebutaan,” Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek.
Baca juga: Gempa, Peringatan BMKG dan Sikap Kita
Bagi umat Islam, saat terjadinya gerhana langkah yang paling baik dilakukan adalah mendirikan Shalat gerhana atau shalat kusufain. Yakni, shalat yang dilakukan saat terjadi gerhana bulan maupun matahari. Ini sesuai dengan anjuran Rasullah dalam hadistnya:
“Telah terjadi gerhana Matahari pada hari wafatnya Ibrahim putra Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Berkatalah manusia: Telah terjadi gerhana Matahari karana wafatnya Ibrahim. Maka bersabdalah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam “Bahwasanya Matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah. Allah mempertakutkan hamba-hambaNya dengan keduanya. Matahari gerhana, bukanlah kerana matinya seseorang atau lahirnya. Maka apabila kamu melihat yang demikian, maka hendaklah kamu salat dan berdoa sehingga selesai gerhana.” —HR. Bukhari & Muslim