Padang Panjang, Spiritsumbar.com. Empat orang pelajar SMAN-2 Kota Padang Panjang, Sumatera Barat yang dinyatakan tersesat ( 21/2) ketika melakukan tracking ke air terjun Proklamator, Lembah Anai, Kabupaten Tanah Datar, Sumbar, berhasil dievakuasi tim SAR gabungan ke posko induk pukul 05.20 Wib, Senin, 22/2/20.
Saat pertama kali ditemukan tengah malam buta pada hutan lebat gugusan Bukit Barisan itu mereka tampak ketakutan sekali kepada tim SAR. “ Mungkin tak menduga saja tiba tiba ada manusia ditempat gelap dan sunyi,” ujar Irellisofa dari BPBD Kota Padang panjang yang tergabung dalam misi tadi malam. Setelah didekati, diajak bicara pelan pelan, dan diyakinkan kalau yang di hadapan mereka itu adalah tim SAR, baru berani mengangkat wajahnya, papar Irelli yang akrab disapa Topan kepada Spiritsumbar.com.
Keempat pelajar pria berusia 18 tahun ini masing masing Bariq Ramadhan alamat Ekor Lubuk, Fahri warga Kelurahan Bukit Surungan, Denil warga Batusangkar, dan Rafi,alamat Kelurahan Tanah Hitam Kota Padang Panjang.
Kenapa bisa tersesat ? Dalam perjalan menuju Air terjun Proklamator tersebut pelajar kota Serambi Mekah ini tidak melalui rute yang jamak dilalui banyak orang di depan Rumah Makan Mangguang, dekat Air Terjun Lembah Anai, tepi jalan raya Bukitinggi- Padang. Namun keempat survivor(orang yang selamat) itu sepakat masuk dari jembatan Batuang( bamboo) selepas jembatan Kembar dari arah kota Padang Panjang menuju Padang.
Menurut pengakuannya kepada tim SAR, pada tracking sebelumnya pernah melewati rute ini dengan menelusuri ke hilir sungai, dan itu terasa dekat. Namun, dalam perjalanan kemarin sudah 3 jam berjalan tak kunjung sampai di air terjun Proklamator yang pertama kali ditemukan oleh Mapala Proklamator Univ Bung Hatta 2020 silam. Sekitar pukul 14.00 Wib mereka baru sadar kalau sudah tersesat di dalam hutan gugusan Bukit Barisan itu.
Jelang senja kecemasan mulai mengaduk aduk perasaan keempat remaja ini, hingga dikirimlah pesan whatsapp ke Samsul, salah seorang alumni SMAN-2 Padang Panjang yang mengabarkan kalau mereka tersesat di hutan dalam perjalanan Jembatan Batuang menuju Air terjun Proklamator. Oleh Samsul kabar itu diteruskan dengan radio ke koordinator Tagana, Ferix Sonanda, selanjutnya Ferix meneruskan ke petugas siaga.
Usai magrib kemarin tim gabungan yang terdiri dari Brimob,TNI/Polri, Pol PP, Tagana, Basarnas Padang Panjang, Basarnas Padang, BPBD Padang panjang, BPBD Tanah Datar, Basarnas 50 Kota, Damkar, Orari,Rapi, tenaga medis masyarakat Nagari Singgalang, pemuda Bukik Surungan dan lainnya yang berjumlah sekitar 150 orang mulai bergerak .Mereka dibagi kedalam 5 tim, ada yang ngepos di posko induk dan ada yang bergerak menelusuri hutan.
Sepanjang pencarian tim masih bisa melakukan komunikasi dengan whatsapp. Kepada survivor diingatkan agar jangan berpindah tempat, tetap saja disana, sebab selain tak ada alat penerangan juga akan menghabiskan tenaga sementara bekal mereka sudah tidak ada, terang Topan.
Sekitar pukul 00.20 WIB tim 1 dan tim II yang terdiri dari Basarnas, Brimob dan relawan berhasil menemukan mereka di lembah kedalaman sekitar 50 meter. Raganya tampak lelah. Tapi secara umum sehat, hanya seorang luka kecil di jari tangan karena tergelincir, dan langsung diobati di lokasi.
Ketika berhadapan dengan regu penolong, Denil dan 3 lainnya tampak ketakutan, ada yang menutup wajahnya dengan tangan,dan menekurkan kepala. Namun, setelah diajak bicara pelan pelan dan diyakinkan kalau yang di hadapan mereka itu tim SAR yang akan mengevakuasinya dari hutan, mereka baru berani diajak bicara.
Evakuasi tak serta merta dapat dilakukan. Maklum selain sulitnya medan, untuk memberi makan survivor yang kelelahan dan kelaparan masih harus menunggu tim logistic yang tiba pada pukul 3.30 Wib di lokasi . Selanjutnya sekitar pukul 04.00 baru bergerak dan tiba di posko induk pukul 05.20 Wib. Di sekitar posko ambulance dan tim PSC 19 dengan sigapnya membawa Denil cs ke RSUD untuk diperiksa kesehatannya. Keadaan mereka baik baik saja dan tidak mengalami trauma hingga diperbolehkan pulang.
Irellisofa kepada Spiritsumbar juga menggambarkan lokasi ditemukan 4 survivor di sebuah lembah kedalaman sekitar 50 meter. Disana ada sebuah air terjun yang bernama Batulicin. Di atasnya lagi seperti bertingkat ada air terjun lain yang tidak diketahui namanya. Aliran kedua air terjun ini mengalir menjadi anak sungai. Bila survivor berjalan lebih ke dalam lagi ( barat daya) bisa sampai di Tandikek, tambahnya merinci.
Secara terpisah koordinator Tagana Padang Panjang, Ferix Sonanda yang dihubungi spiritsumbar mengatakan, para survivor memulai perjalananan dan tersesat pada Minggu,21/2-20. Kemudian keberadaan mereka diketahui pada titik koordinat : 0°27’00”S – 100° 20’ 30’E. Lokasi kejadian radial 232.16° arah barat daya,jarak garis lurus 40,93 km dengan estimasi ± 1,5 dari pos Basarnas 50 Kota.
Video Terbaik : Pelajar Tersesat di Hutan
Dalam misi pencarian semalam hampir tidak ada kendala, sebab selain telah berpengalaman, tim yang berangkat pada pukul 21.36 Wib itu membawa peralatan yang lengkap seperti penerangan,alat komunikasi, alat, medis , rescue box, dan pal covid 19.
Kepada remaja/pemuda/pecinta alam diingatkan bila hendak melakukan kegiatan lintas alam/ tracking persiapkan diri sebaik mungkin. Lengkapi peralatan, terpenting itu alat komunikasi, senter, obat obatan dan makanan. Pergilah bersama orang yang telah berpengalaman, jangan coba coba merintis atau menjelajahi rute tidak dikuasai. ( yetti harni)