Padang Panjang, SpiritSumbar.com – Lebih dari satu dekade mengalami kejatuhan harga, usaha budidaya kayu manis (Sumbar; kulit manis) di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, kini bergairah lagi. Bahkan, usaha kebun kayu manis tampil lagi bersama kopi arabika sebagai primadona dalam perekonomian rakyat Kerinci.
Itu terjadi, setelah Pemerintah Kabupaten Kerinci era Bupati Dr. Adirozal berhasil merintis pasar langsung kulit manis daerah ini ke Belgia, Eropa, sejak 2019. Sejak itu harga jual kulit manis Kerinci melesat sampai di atas Rp 60.000/kg, yang tadi jatuh sampai sekitar Rp 5.000/kg, ungkap Wakil Bupati Kerinci, Ami Taher.
Perkembangan itu kemudian juga diikuti oleh kopi Arabika Kerinci, menyusul ekspor perdananya ke Belgia lewat Pelabuhan Talang Duku, Jambi, pada 28 Juli 2020 lalu. Seperti kulit manis, produk kopi Arabika juga mendapat pendampingan dari Belgia terkait pola budidaya, pola panen sampai penanganan pasca panen.
Adanya pasar langsung ke Eropa dengan harga relatif tinggi itu, tidak saja jadi peluang besar bagi petani di Kerinci mengembangkan usaha. Juga alat ampuh untuk menstabilkan harga kulit manis dan kopi di Kerinci, karena ada rujukan harga lewat pasar ekspor tadi. Kuncinya, tinggal menjaga kepercayaan pasar ekspor itu.