Spirit Sumbar – Kelapa sawit yang tidak kunjung berbuah telah menimbulkan rasa pedih bagi tukang panen. Kebanyakan batang sawit tidak menandakan ada putik atau bunga yang muncul. Diperkirakan dari sebelumnya, telah 40 persen keadaan tandan buah segar berkurang.
Malahan kejadian Tandan Buah Segar (TBS) sangat melorot tajam ini telah berlangsung selama 4 bulan. Sehingga para karyawan tukang panen pada PT.Permata Hijau (PHP1) Pasaman terpekik dengan setiap menerima penghasilan setiap bulan.
Sebelumnya penghasilan tukang panen bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk kehidupan rumah tangga mereka. Tapi sekarang sudah 4 bulan mereka menjerit karna tak bisa lagi memenuhi kebutuhan keluarga mereka. Sehingga di setiap warung dan toko utang mereka terus membengkak.
Anehnya para pekerja tukang panen ini telah diangkat menjadi buruh HT (harian tetap). Tetapi fakta bicara lain, mereka masih dipekerjakan sebagai pekerja borongan. Maka dengan kondisi TBS yang merosot, membuat para tukang panen tak bisa lagi memenuhi target, seperti sebelumnya. Sehingga penghasilan setiap panen dengan buah yang sedikit mereka menerima upah/gaji tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan harian keluarga. “Kami ini telah berstatus HT (harian tetap), tapi kenapa dipekerjakan menjadi Buruh Borongan,” ujar salah seorang pekerja yang enggan ditulis jati dirinya.