Tim penyusun rekomendasi tersebut, di antaranya Isa Kurniawan, Adrian Tuswandi, Gusriyono, Rakhmatul Akbar, Nofal Wiska, Saribulih, Novrianto, Almudazir dan Heranof Firdaus.
Gusriyono memaparkan, sebagai langkah awal pergerakan JPS, diadakan diskusi publik dengan tema “Mencari Pemimpin Sumbar ke Depan” yang dimoderatori Dosen IAIN Imam Bonjol Dr Abdullah Khusairi. Ketika itu hadir sebagai pembicara penasihat JPS Khairul Jasmi, Dosen Fisip Unand Ainul Zetra dan Anggota DPD RI Leonardy Harmainy.
Dari diskusi tersebut berkembang ide untuk melanjutkan ke persoalan yang lebih khusus, yaitu, perekonomian Sumbar, sebagai salah satu indikator keberhasilan pemimpin.
Setelah menggelar diskusi di Daima Hotel Padang yang menghadirkan Nara sumber kompeten, diskusi berlanjut ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumbar, Perwakilan Bank Indonesia wilayah Sumbar. “Selain pariwisata, Kepala BI ketika itu juga menyarankan agar sektor pertanian yang selama ini jadi penyumbang utama pertumbuhan, dilakukan hilirisasi produk-produk pertanian,” kata Gusriyono.
Setelah dari BI, berlanjut diskusi ke Badan Pusat Statistik Sumbar. Terungkap saat itu, PDRB masih tertinggi pada sektor pertanian.
Pariwisata perlu digerakkan secara serius karena juga bisa berpengaruh pada penurunan angka kemiskinan dan mengurangi pengangguran. “Bali salah satu contoh daerah yang tingkat kemiskinannya terendah di Indonesia karena fokus pada sektor pariwisata,” tambah Isa Kurniawan.