Oleh : Dasril (Guru SMPN 4 Koto XI Tarusah)
Tuntutan untuk mengembangkan sumber daya manusia melalui pendidikan mutlak harus dilakukan. Apalagi, tantangan pendidikan ke depan semakin berat. Hal ini wajar sesuai dengan tuntutan jaman agar kita mampu bersaing dengan bangsa lain di dunia.
Untuk mendapatkan manusia Indonesia yang unggul melalui pendidikan bukan persoalan yang mudah. Untuk itu, guru harus kreatif dan inovatif dalam melaksanakan pembelajaran. Termasuk dalam membuat dan memanfaatkan media pembelajaran.
Tak bisa dipungkiri, penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar akan mampu menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan atau PAKEM (Mulyasa, 2006: 35).
Bahan pelajaran yang disampaikan bersama dengan media pembelajaran menjadikan peserta didik seolah-olah bermain sehingga dalam proses belajar lebih menyenangkan. Oleh karena itu media pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam proses belajar mengajar, agar terhindar dari verbalisme.
Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor. Di antara faktor yang mempengaruhi proses belajar siswa adalah verbalisme, kekacauan makna, kegemaran berangan-angan, persepsi yang tidak tepat (Wibawa, 1993)
Verbalisme terjadi apabila guru dalam proses pembelajaran terlalu banyak menggunakan kata-kata. Terlebih bila kata-kata yang digunakan terasa asing bagi peserta didik yang akan berakibat salah tafsir atau kerancuan makna. Makna yang keliru tentang suatu konsep akan dibawa oleh peserta didik dalam waktu yang lama.
Disinilah peranan media pembelajaran, baik media sebagai suatu alat maupun media sebagai model pembelajaran untuk menjembatani kesenjangan antara alam pikiran peserta didik dengan alam kenyataan. Dengan menggunakan media yang tepat akan tercipta suasana belajar yang tenang dan menyenangkan (enjoyable learning) yang akan mendorong proses pembelajaran yang aktif, keratif, efektif dan bermakna.
Dengan kondisi proses belajar yang demikian akan mampu menimbulkan kesadaran pada peserta didik untuk belajar mengetahui (learning to know), belajar berkarya (learning to do), belajar menjadi diri sendiri (learning to be) dan belajar untuk hidup bersama orang lain secara harmonis (learning to live together).
Oleh karena itu setiap saat guru harus selalu meningkatkan mutu pembelajaran (effective teaching) untuk semua mata pelajaran, termasuk pelajaran IPS Terpadu.