SPIRITSUMBAR.COM, Pasaman – Mentari masih jauh di ufuk timur ketika Indra Catri memulai perjalanan dari Padang menuju Pasaman. Ia hendak “pulang kampung” melepas rindu ke tempat tumbuh dari masa kanak-kanak hingga remaja.
Menjelang siang Indra Catri tiba di Pasaman. Di sana ia disambut dengan gembira oleh masyarakat dan rekan-rekannya. Sebagai orang yang akrab dengan daerah itu, ia tak lagi sungkan dan langsung berbaur dengan masyarakat.
Di Pasaman Indra Catri berbahasa Minang dengan logat setempat. Ia melakukan itu untuk menyesuaikan diri dengan daerah yang dikunjunginya.
Ia terdengar lincah berbicara dengan logat setempat. Hal itu tidak mengherankan karena ia menempuh pendidikan SD dan SMP di Pasaman sebelum akhirnya pindah ke Bukittinggi. Karena itu, pulang ke Pasaman bagi Indra Catri ibarat “pulang kampung”.
Setelah menunaikan ibadah salat zuhur di Kecamatan Bonjol, Indra Catri bertemu sahabat kecilnya. Ia langsung merangkul pria bernama Erwin itu. Mereka bercerita dan bercengkerama sambil mengenang masa kecil puluhan tahun silam.
“Pasaman bagi saya sangat dekat di hati. Meski saya datang ke sini tidak sesering dahulu, Pasaman tak bisa dipisahkan dari hidup saya,” kata Indra Catri.