Padang Panjang, Spiritsumbar.com,- Dalam menerapkan protokol kesehatan Covid-19 Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Padang Panjang terpaksa menggelar rapat koordinasi bersama pengcab olahraga secara marathon selama 6 kali, 10 hingga 19 Agustus di kantor KONI, Jalan Soekarno Hatta, Kota Padang Panjang. Dari sana terkuak, baru 5% anggaran bantuan biaya operasional cabor yang sudah digunakan.
Rapat yang berlangsung pukul 20.00 WIB s/d pukul 22.15.00 WIB itu membahas berbagai masalah penggunaan anggaran hingga kesiapan Pengcab menghadapi berbagai event termasuk Porprov 2022 dimana Padang Panjang akan menjadi tuan rumah untuk beberapa cabang olahraga.
Yuwardi, wakil Ketua III Bidang Anggaran, didampingi sekretaris KONI Padang Panjang, Panji Rangga Warman, dihadapan Pengcab olahraga mengatakan, semula Pemko mengalokasikan anggaran KONI untuk tahun 2020 sekitar Rp. 3,6 miliar, namun karena sebagian APBD dialihkan untuk penanganan kasus Covid-19, anggaran KONI juga terpangkas menjadi Rp. 500 juta.
Ini juga berimbas terhadap biaya bantuan untuk cabang olahraga menjadi Rp 225 juta. Itu meliputi bantuan biaya operasional cabang 140 juta untuk 28 cabor aktif, dana restrukturisasi pengurus KONI dan cabor (Rp.10 juta untuk lima kegiatan, bantuan mengikuti kejuaraan untuk 1 tahun Rp. 40 juta, serta bantuan pelaksanaan kejuaraan 5 juta/ tahun.
Dari total bantuan Rp. 225 itu baru sekitar Rp.52,4 juta (23,31%) yang terpakai. Serapan dananya kecil. Bahkan, bantuan pelaksanaan kejuaraan masih belum tersentuh, bisa dipahami karena covid-19, begitu juga bantuan dana rekonstruksi pengurus pengcab juga belum terpakai. Disamping itu bantuan biaya operasional cabang baru digunakan 5% dan masih tersisa Rp. 133 juta dari total Rp. 140 juta. Besaran biaya operasional masing-masing cabor Rp. 5 juta untuk 5 bulan Januari, Februari, September, Oktober dan November.
“Saya menyadari dengan dana yang sangat minim, pengcab sulit bergerak, tapi mesti bagaimana lagi. Harapan kini, dengan dana yang sedikit itu Pengcab dapat mensetting untuk kegiatan 2021/2022,” ujar Wardi, seraya menyampaikan harapan di tahun 2021 kita dapat mengambil kesempatan adu argumentasi dengan legislative dan eksekutif dalam memperjuangkan anggaran demi kemajuan olahraga Padang Panjang.
Untuk membidik prestasi 2022 itu sudah harus dibidik pada 2021, dan itu harus diperjuangkan dari sekarang, ukur kekuatan kita sekarang, sebab KONI tak bisa berbuat apa-apa tanpa perjuangan Pengcab. Jika ingin mendapatkan anggaran yang lebih baik kita harus selesaikan konsep dalam rapat konsolidasi kini. Setiap cabor sudah harus memasukkan proposal rencana anggaran biaya (RAB) paling lambat 14 September nanti.
Spiritsumbar (grup The Public) yang meliput rakor KONI, Jumat 14/8/2020 menyimak perdebatan yang cukup alot antar Pengcab dan pengurus inti KONI Padang Panjang. Ahmad Bram, ketua umum IPSI, umpamanya, minta agar KONI berlaku adil terhadap cabang olahraga, misalnya keikutsertaan dalam Porkot Padang Panjang 2019 yang hanya menggelar 4 cabang saja. Ini kemudian dijawab Yuwardi, pada Porkot perdana tahun lalu itu, banyak kelurahan yang tidak mempersiapkan atletnya. Kesanggupan kelurahan mengirim atletnya hanya untuk 4 cabang. Inilah salah satu tugas Pengcab, bagaimana semua cabor atletnya ada di tiap kelurahan. Atas jawaban Wardi, Anto dari Perbasi berjanji turun ke kelurahan untuk membimbing atlet, tapi ia berharap terlebih dahulu ikut dimediasi oleh KONI.
Sementara itu Zamli, pengurus cabang tenis lapangan (Pelti) yang duduk berdampingan dengan Rahmad dari Pobsi (cabang billiard) mengatakan pihaknya akan membimbing 20-30 atlet yang berstatus masih pelajar. Ini memang tidak bisa untuk jangka pendek, namun membidik prestasi untuk 5 tahun ke depan. Di cabang sepak takraw, Rahmad Hidayat terlihat sedikit pesimis akan prestasi atlitnya, sebab selama ini yang dominan berkibar di kejuaraan takraw Sumbar, itu anak anak dari pusat pendidikan latihan pelajar (PPLP) di Padang. ”Selama ini anak-anak kita belum ada yang diterima di PPLP, bisa jadi ada kelemahan atau syarat yang belum terpenuhi oleh atlit kita,” papar Hidayat. (yetti harni)