Oleh : Feri Fren (Widyaiswara LPMP Sumatera Barat)
Perih hati ini rasanya serasa disayat sembilu ketika melihat sebuah tayangan video singkat dengan durasi 2 menit 53 detik yang baru-baru ini viral di media sosial dan televisi.
Terlepas dari bagaimana keadaan sebelumnya yang terjadi dengan kondisi real, yang jelas dalam tayangan video tersebut kita dapat melihat betapa sedihnya kita melihat seorang nenek yang sudah tua renta hidup terlantar sebatang kara, dengan kondisi yang sangat memprihatinkan.
Lebih lanjut cerita dalam video itu memperlihatkan sang nenek hidup seorang diri tanpa ditemani oleh sanak keluarga di sebuah gubuk reot yang tidak layak huni. Atap dan dinding gubuk tempat sang nenek tinggal sudah pada bocor dengan berlantaikan tanah. Mungkin ini salah satu dari sekian banyak pemandangan dari implementasi nilai-nilai karakter yang tidak baik yang terjadi di tengah-tengah masyarakat kita.
Akan tetapi yang selebihnya itu tidak muncul ke permukaan. Berbeda dengan kasus yang satu ini, dikarenakan sudah muncul ke permukaan bahkan sempat viral di media sosial dan media elektronik, tentu menjadikan semua mata tersentak dan ikut prihatin dengan kejadian ini.
Dahulu kala, cerita-cerita seperti ini hanya kita kenal sebagai sebuah dongeng atau legenda-legenda yang disampaikan sebagai pengantar tidur oleh orangtua kepada anaknya dalam rangka menanamkan nilai-nilai karakter positif. Supaya setelah mereka dewasa nanti anaknya bisa menjadi orang yang baik dan berbakti kepada kedua orang tuanya.