Oleh: Agnesty Marchia*
Anak Usia Dini tidak hanya sekedar membutuhkan materi pelajaran, akan tetapi lebih dari itu, Ia lebih butuh dukungan emosional yang membangun kedekatan anak dengan guru.
Karena pada hakikatnya anak usia dini adalah makhluk yang lebih membutuhkan figur guru di dekatnya untuk berinteraksi, yang memberikan senyuman hangat, rasa aman, dan selalu siap dengan slogan 5S ( Senyum, Salam, Sapa,Sopan dan Santun).
Pandemi covid 19 ternyata memiliki dampak yang cukup signifikan dalam semua aspek kehidupan manusia, termasuk dalam bidang pendidikan. Lazimnya anak belajar di sekolah bersama dengan guru dan teman-temannya, akan tetapi kali ini anak terpaksa harus dirumahkan.
Mendadak dirumahkan mengakibatkan keterkejutan pada anak, tidak hanya pada anak tetapi juga pada guru dan orang tua. Sistem yang tiba-tiba berubah tersebut tidak hanya dialami oleh siswa di level siswa paling bawah maupun dari paling atas. Dunia pendidikan anak usia dini juga menerima dampak tersebut.
Salah satu prinsip pembelajaran anak usia dini adalah belajar sambil bermain yang mana dengan adanya pandemi covid 19 secara otomatis juga memutus kegiatan tersebut.
Belajar adalah hak anak anak usia dini, di sekolah ia bertemu dengan teman-teman dan guru-guru disambil berkegiatan di sekolah. Akan tetapi dengan adanya covid 19 ini anak-anak menjadi korban yang paling besar.