Dalam pemantik diskusi, Zaiyardam Zubir menilai, sosok almarhum Husni Kamil Manik (HKM), berhasil menempatkan standar moralitas, profesionalisme dan integritas pribadi pada tempat yang semestinya, selama menjabat anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU). Baik selama dua periode di KPU Sumbar (2003-2013) hingga menjabat Ketua KPU RI periode 2012-2016.
“Saya mengenal almarhum Husni Kamil Manik, sejak terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Andalas pada 1994 lalu. Walau saya seorang dosen di Fakultas Ilmu Budaya, almarhum selalu mengenalkan saya sebagai gurunya, pada teman maupun koleganya disetiap kesempatan saya ada di situ,” ungkap Dr Zaiyardam Zubir pada webinar yang difasilitasi KPU Sumbar dan KPU Bukittinggi itu.
Bagi Zaiyardam, mengenang HKM sama halnya dengan men-taddaburi kembali sosok salah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia, H Agus Salim. “HKM dalam karirnya di dunia kepemiluan, di mata saya, selalu mendahulukan kepentingan bangsa dan negara, seperti halnya H Agus Salim,” tegas Zaiyardam.
“Sebagai seorang anak muda, HKM tampak tak tergoda dengan hal-hal yang bersifat duniawi. Dia tak punya rumah pribadi di Jakarta, saat jadi ketua KPU RI. Saya, mungkin satu-satunya orang yang tahu persis berapa isi tabungan HKM, di luar keluarganya. Jumlah tabungannya sangat kecil jika dipandang dengan kacamata jabatannya yang begitu penting di negara ini,” ungkap Zaiyardam.
Hal senada dikatakan Sigit Pamungkas yang jadi narasumber pertama. Jelang periode jabatan berakhir, ungkap Sigit, dirinya sengaja bertanya ke almarhum, apakah akan ikut mencalon lagi sebagai komisioner. Saat itu, terangnya, almarhum tegas menyatakan, takan akan ikut lagi.