PSSI, lanjut Syarif, memberikan target dan tugas kepada pelatih secara terukur bersamaan dengan pemenuhan kewajiban pembayaran nilai kontrak yang terpenuhi.
“Sedangkan pelatih kualitatif, best effort istilahnya upaya terbaik. Kalau upaya terbaik jangan negosiasi. Jadi tidak ada ruang untuk negosiasi, karena takut Covid-19 saya maunya di Korea, memang di Korea tidak ada Covid?
Di seluruh dunia ada Covid. Kita juga manusia waras tidak lebih rendah patokannya dari orang Korea. Itu sikap, kalau benar, sangat disayangkan,” tegasnya.
Menurut Syarif, PSSI harus tegas dalam hal penanganan Shin Tae Yong. Sebab, jika Timnas Indonesia gagal, bukan pelatih yang disalahkan melainkan PSSI.
Sebelumnya, dalam wawancara Shin Tae Yong dengan media Korea Selatan mengatakan menginginkan untuk menggelar TC Timnas Indonesia di kampung halamannya.
Selain itu, ia juga menyayangkan sikap PSSI yang disebut telah memecat Ratu Tisha Destria dari posisi Sekjen. Tak hanya itu, pelatih 51 tahun juga mengungkapkan ketidaknyamanannya bekerja sama dengan PSSI saat ini.
Tip & Trik
<<< Sebelumnya
Selanjutnya>>>