Olah karenanya, meski tidak masuk dalam sistem pelaporan kasus, rapid test merupakan bagian dari metode pemeriksaan sampel COVID-19 yang semakin masif.
Sementara itu Jubir Pemerintah untuk COVID-19 dr Achmad Yurianto menyatakan bahwa hingga kini pemerintah telah melakukan pemeriksaan spesimen sebanyak 19.917 sehingga total yang telah diperiksa 621.156 spesimen. Hasilnya kasus positif bertambah 1.226 orang total 45.029 orang.
“Kalau kita perhatikan distribusinya maka beberapa provinsi menujukkan angka yang cukup tinggi, diantaranya Jawa Timur hari ini melaporkan 394 positif baru dan 102 sembuh, DKI Jakarta 180 orang positif baru dan 122 sembuh, Sulawesi Selatan 112 positif baru dan 76 sembuh, Jawa Tengah 98 kasus baru dan 20 sembuh, Kalimantan Selatan 83 orang kasus baru dan 25 sembuh,” terang dr. Achmad.
Sementara itu, 19 provinsi hari ini melaporkan penambahan kasus positif dibawah 10, yang mana 7 provinsi diantaranya tidak ada penambahan kasus sama sekali.
Penambahan juga terjadi pada kasus sembuh sebanyak 534 totalnya 17.883, kasus meninggal bertambah 56 totalnya 2.429. Orang Dalam Pemantauan (ODP) 37.336 orang dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 13.150 orang.
Yuri menekankan bahwa pertambahan kasus harus ini dikarenakan contact tracing yang lebih agresif disertai pemeriksaan yang kian masif tujuannya untuk menemukan kasus positif dan melakukan isolasi ketat agar tidak menjadi sumber penularan ditengah masyarakat.