Spiritsumbar.com, Padang – Pertarungan sebenarnya menghadapi pandemi berada di pusat keramaian. Karena, penanganan COVID-19 tidak berfokus pada pengobatan tetapi berprinsip pada deteksi sedini mungkin.
Direktur RS Universitas Andalas Andani Eka Putra mengatakan bahwa pertarungan di lapangan atau keramaian ini melibatkan semua orang. Sedangkan pertarungan di rumah sakit hanya bisa dilakukan oleh para tenaga medis.
“Pertarungan saat ini seharusnya terjadi di lapangan, tidak hanya di rumah sakit. Kalau pertarungan gagal di lapangan, pertarungan itu berlanjut di rumah sakit,” ujar dr. Andani yang juga Kepala Laboratorium Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Universitas Andalas pada kanal Youtube yang diunggah pada 5 Mei lalu.
Andani yang bergelar doktor menjelaskan bahwa pertarungan di lapangan itu upaya untuk mengidentifikasi sebanyak-banyaknya orang yang berpotensi sebagai penular. Mereka tidak hanya orang tanpa gejala (OTG) tetapi juga orang dalam pemantauan (ODP) atau orang-orang yang baru pulang dari bepergian atau perjalanan. “Kelompok orang-orang ini yang harus kita cari dan identifikasi,” ujarnya.
Ia mengatakan bahwa apabila dari kelompok ini positif, mereka harus diisolasi atau karantina. Ini prinsip dalam penanganan pandemi COVID-19 ini. Upaya di lapangan yaitu untuk mencari, mengidentifikasi dan mengisolasi sehingga mata rantai penularan putus.