Spiritsumbar.com, Jakarta – Sebagai program unggulan pemerintah, program kartu prakerja diharapkan bisa dirasakan manfaatnya oleh semua lapisan masyarakat. Manajemen pengelolaannya dituntut profesional, akuntabel, dan terbuka. Namun, kartu prakerja yang dirilis di tengah wabah Corona ini, menimbulkan banyak masalah.
“Saya melihat bahwa kartu prakerja ini menyisakan beberapa masalah. Kartu prakerja ini diluncurkan di tengah situasi penyebaran virus korona. Padahal, kartu prakerja ini ditujukan sebagai sarana pelatihan untuk skilling, upskilling, dan reskilling,” ujar Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay dalam keterangan persnya, Kamis (16/4/2020).
Skilling adalah program pelatihan yang ditujukan untuk angkatan kerja baru yang ingin mendapatkan keahlian. Upskilling yakni program pelatihan yang ditujukan bagi pekerja yang membutuhkan peningkatan keterampilan atau karier. Sementara reskilling yaitu pelatihan dengan memberikan keterampilan baru bagi pekerja yang di-PHK sebagai dampak dari perkembangan teknologi.
Artikel Lainnya
“Baik skilling, upskilling, maupun reskilling semuanya akan lebih ideal bila dikerjakan dalam bentuk tatap muka. Apalagi dalam pelatihan itu nanti ada praktikum yang harus diikuti dan dikerjakan secara langsung. Lalu pertanyaannya, apakah kira- kira program ini tepat diluncurkan sekarang? Apakah tidak sebaiknya program ini di-switch saja menjadi program bantuan sosial. Dengan begitu, target sasarannya bisa lebih luas,” ujarnya.