Guru Halimah

oleh

Sementara Arman dan anaknya berada di sudut arah selatan. Berarti Ema menanyakan ukuran sepatu Guru Halimah ke pelayan toko, dan pelayan toko betul-betul tepat menebak nomor sepatunya.

Guru Halimah merasa asing dan bingung. Apalagi melihat pelayan toko mengambil sepasang sepatu hitam yang dipunggungnya ada mainan logam putih berbentuk bunga. Guru Halimah tidak ingin mendengar harga sepasang sepatu itu dan juga tak ingin Arman dan isterinya memperlakukannya sedemikian rupa.

Kembali Guru Halimah menundukkan kepalanya ke lantai. Matanya tertuju ke sepatunya yang telah usang. Seminggu terakhir ini ujung jari kelingkingnya terasa sakit. Ternyata ujung sepatunya bermasalah. Guru Halimah sudah berniat mengantispasi dengan membawa ke tukang sol sepatu, tetapi toh belum sempat juga.



Mereka bergerak ke meja kasir. Arman membuka dompetnya. Guru Halimah mengira Arman akan mengeluarkan uang ternyata tidak. Ada berbentuk kartu penduduk yang diberikannya kepada kasir berhijab warna ungu muda. Guru Halimah yakin kartu itu bukan kartu penduduk. Bisa jadi kartu kredit yang sering didengarnya. Kalau belanja tidak perlu dengan uang kontan tetapi menggunakan kartu kredit tersebut. Kembali dirasakan oleh Guru Halimah pengalamannya di bidang itu jauh tertinggal.
Artikel Lainnya

loading…


Menarik dibaca