Ternyata Ini Penyebab, Pertumbuhan Ekonomi Sumbar Melambat

oleh

SpiritSumbar.com, Padang – Perang dagang Cina-Amerika berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan Sumbar. Diprediksi, pertumbuhan ekonomi nasional dan Sumbar tahun 2019 masih pada kisaran 5 persen.
Demikian disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar, Pitono, dalam pertemuan dengan Jaringan Pemred Sumbar (JPS), di Kantor BPS Sumbar, Padang, Kamis (28/1/2020).

Lebih lanjut, Pitono, menjelaskan kondisi perekonomian Sumbar tahun 2019. Struktur Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut lapangan usaha triwulan III 2019 (y-o-y) masih tertinggi sektor pertanian yang mencapai angka 22,18 persen. Tingginya PDRB dari sektor pertanian ini hanya menunjang pertumbuhan ekonomi 2,82 persen. Sementara pertumbuhan ekonomi tertinggi didorong oleh sektor informasi dan komunikasi 10,11 persen dengan PDRB 5,82 persen. Pertumbuhan ekonomi tertinggi lainnya berada di sektor akomodasi & makan minum 9,33 persen dengan PDRB 1,43 persen, serta jasa lainnya 8,30 persen dengan PDRB 1,97 persen.



“Sedangkan menurut pengeluaran, struktur dan pertumbuhan PDRB tertinggi konsumsi rumah tangga diikuti PMTB, konsumsi pemerintah, ekspor, konsumsi LNPRT dan impor,” ujar Pitono, didampingi Kabag Tata Usaha, Januarto Wibowo, Kabid Statistik Sosial, Krido Saptono, serta Kabid Neraca Wilayah dan Analisis, Hefinanur.
Sementara itu, perkembangan harga konsumen/inflasi pada dua kota di Sumbar bulan Desember 2019, Kota Padang 0,07 persen dan Bukittinggi 0,01 persen. Sedangkan selama tahun kalender 2019, Kota Padang 1,72 persen dan Bukittinggi 1,31 persen.

Menarik dibaca