SPIRITSUMBAR.com – Meskipun anggaran yang dihabiskan untuk perjalanan dinas luar negeri ini terbilang besar. Kami tidak pernah tahu hasil perjalanan gubernur ke luar negri tersebut. Karena sebagai mitra gubernur dan OPD tidak pernah melaporkannya kepada DPRD, baik melalui komisi ataupun melalui rapat-rapat dewan.
Hal itu disampaikan Anggota Komisi I DPRD Sumbar, bidang pemerintahan H.M Nurnas, terkait seringnya Gubernur Sumbar ke luar negeri di gedung DPRD Sumbar, Selasa (2/7/2019).
Apalagi ujarnya, dana ke luar negeri tersebut terbilang besar. Namun hasil dari kunjungan tersebut tidak berdampak positif pada pembangunan.
Nurnas mengatakan, untuk tahun 2018 lalu misalnya gubernur beserta sejumlah Organisasi Perangkat Daerah menghabiskan anggaran sampai Rp11 miliar.
Semestinya, lanjut politisi Demokrat itu, dalam kunjungan luar negeri ini gubernur tidak hanya membawa OPD semata, melainkan membawa juga DPRD Sumbar sebagai mitra kerja, namun dikenyataan hal itu tidak dilakukan.
“Karena dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah, dikatakan bahwa Gubernur dan DPRD adalah pemerintah, yang notabene merupakan mitra sejajar,” katanya.
Artikel Lainnya
Berkaitan dengan kunjungan luar negeri Gubernur, Nurnas menegaskan, Pemprov harusnya membuat laporan hasil perjalanan tersebut pada DPRD. Sehingga dapat diketahui sampai sejauh mana usaha pemprov dalam menarik investor atau menjalin kerja sama dengan negara lain.
Hal tadi sesuai juga dengan PP Nomor 28 tahun 2018 dimana disebutkan, dalam melakukan kerjasama dengan pihak luar Pemprov agar meminta keputusan DPRD. Selanjutnya DPRD mengeluarkan keputusan, dan paling lambat keputusan tersebut diserahkan paling lambat 30 hari pada menteri dalam negeri.
Namun Nurnas mengaku tidak pernah tahu hasil perjalanan gubernur ke luar negeri. Karena sebagai mitra gubernur dan OPD tidak pernah melaporkannya kepada DPRD. Baik melalui komisi ataupun melalui rapat-rapat dewan, lantaran, DPRD dan OPD ini adalah mitra. Ini Sesuai etikanya mereka mestinya melaporkan itu,” ucap Nurnas.
Ditambah lagi, imbuhnya, uang yang dipakai gubernur dalam melakukan perjalanan luar negri tersebut berasal dari APBD, yang notabene uang rakyat, dimana rakyat juga perlu tahu hasil dari perjalanan tersebut.
Nurnas juga menyebutkan, selama menjabat Gubernur Sumbar Irwan Prayitno sudah lebih 10 kali ke luar negeri dengan jenis perjalanan yang sama yakni penjajakan kerjasama dan investasi.
Irwan Prayitno sudah menjabat dengan masa 6 tahun penganggaran APBD. Jika setiap tahun kunjungan luar negeri pemprov dan SKPD menghabiskan Rp10 Miliar maka diperkirakan dana yang telah dihabiskan mencapai Rp60 miliar.
“Sebagai wakil rakyat DPRD hanya ingin anggaran yang ada dipergunakan tepat sasaran dan bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.
Sedangkan, Anggota Komisi I DPRD Sumbar yang lain, Albert Hendra Lukman mengatakan, terlalu seringnya gubernur ke luar negeri selama periode pertama dan kedua masa jabatannya sebenarnya sah-sah saja. Namun demikian setiap penggunaan APBD untuk perjalanan luar negeri ini harus dipertanggungjawabkan.
Tonton Video Rahasia Besar Ridho Orang Tua
https://www.youtube.com/watch?v=94ZEyDt4QD0
“Bicara soal investasi, kita kan sama-sama tahu sampai hari ini belum ada investasi yang berpengaruh signifikan untuk perekonomian Sumbar,” ujar Albert.
Dalam menggaet investasi, Albert sendiri berpandangan gubernur sebenarnya tak harus ke luar negeri tiap sebentar.
Dengan kemajuan teknologi sekarang, Sumbar bisa meminta bantuan pada perwakilan RI yang ada di luar untuk mengundang pengusaha luar negeri datang ke sini. Dengan demikian anggaran juga bisa lebih hemat.
“Akan lebih bagus seperti itu, selain gubernur tak perlu ke luar, para pengusaha itu bisa juga melihat secara langsung potensi Sumbar sehingga mereka mau berinvetasi. Itu saya rasa lebih efektif dari pada tiap sebentar ke luar menghabiskan dana APBD,” ujarnya
Sebelumnya, Berdasarkan laporan kegiatan perjalanan dinas baru-baru ini yang dirilis Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sumbar, Irwan Prayitno ke luar negeri dalam upaya menarik minat calon investor.
Upaya tersebut dilakukan dalam bentuk kegiatan promosi investasi. Antara lain, pameran investasi, investment forum dan business meeting skala nasional, regional maupun internasional serta business matching dengan pelaku usaha.
Selain menarik investor, Irwan Prayitno juga berkunjung ke Pusat Ketahanan Bencana Global, University of Huddersfield, Inggris dengan beberapa agenda kegiatan.
Di antaranya memberikan seminar pengelolaan hutan terkait bencana: studi kasus Sumatera Barat dan diskusi tentang kerja sama penelitian antara Pemerintah Sumatera Barat, Universitas Andalas dan Universitas Huddersfield.
Kunjungan tersebut diharapkan dapat meningkatkan realisasi perdagangan, investasi dan kunjungan wisatawan asing Inggris di Sumatera Barat.