Oleh : Feri Fren (Widyaiswara LPMP Sumbar)
Sebuah pemandangan aneh terlihat pada pagi hari menjelang siang di beberapa tempat yang saya lalui di bulan suci Ramadhan.
Ketika umat Islam sedang melaksanakan ibadah puasa, tampak beberapa orang yang lagi duduk-duduk berkumpul dipinggir jalan dengan sangat santainya secara vulgar merokok, minum bahkan memakan nasi yang baru dibuka dari bungkusnya di tempat-tempat umum yang tidak ditutupi tirai.
Kalaulah dilihat dari segi usia, pada umumnya mereka sudah dewasa malahan ada yang berusia lanjut. Rasanya sudah tidak pantas lagi mempertontonkan ketidakberpuasaanya di depan umum. Sebagai orang dewasa, seharusnya sudah merasa malu memberikan contoh yang tidak baik kepada generasi muda.
Dilihat dari segi badannyapun besar-besar, pekerjaan yang dilakukan rasanya tidaklah seberat pekerjaan kuli-kuli bangunan yang bekerja dengan peras keringat banting tulang di tengah teriknya panas matahari. Disini timbullah pertanyaan dalam akal sehat kita, sebenarnya apa sih yang sudah hilang pada zaman ini.
Bila kita lihat kilas balik sejarah pada zaman dahulu, orang merasa sangat malu ketika dirinya dilihat orang tidak berpuasa. Apalagi untuk kita di daerah kita Minang Kabau yang menganut falsafah “adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah”.