Oleh : Feri Fren (Widyaiswara LPMP Sumbar)
Solok……..Solok…….Solok……,itu teriakan yang sering kita dengar pada waktu sore hari di tempat pemberangkatan bus Padang-Solok di simpang haru kota Padang saat mau pulang bekerja dari kantor ke rumah.
Maklumlah penulis merupakan salah seorang pegawai yang setiap harinya pergi dan pulang berangkat kerja dari Solok ke Padang.
Tapi pada hari Selasa sore tanggal 16 April 2019 (H-1 Pemilihan Umum), terlihat pemandangan yang berbeda, dimana suara tersebut tidak lagi terdengar. Bahkan untuk berangkat ke Solok dari Padang pada saat itu, calon penumpang harus antrian dengan membeli tiket agar tidak saling berebutan.
Ditengah ramainya calon penumpang, penulispun membeli satu buah tiket untuk pulang ke Solok dan mendapakan bus dengan urutan pemberangkatan ke 43. Pada saat itu bus yang akan diberangkatkan baru dengan nomor urut 12. Masih banyak lagi calon penumpang yang belum mendapatkan tiket sesudah penulis membeli tiket.
Dari fenomena ini, dapat kita hitung dengan matematika sederhana, sangat banyak sekali calon penumpang yang akan pulang kampung untuk menyukseskan Pemilu. Bila kita perhatikan, dari calon penumpang tersebut kebanyakan adalah mahasiswa sebagai pemilih pemula yang akan memberikan hak suaranya di kampung halamannya.
Mereka ikut berbondong-bondong pulang kampung untuk ikut kegiatan pemilihan Presiden dan pemilihan calon Legislatif yang akan dilaksanakan esok harinya Rabu tanggal 17 April 2019.
Pemandangan yang sama juga bisa kita lihat saat itu di sekitar Air Tawar. Sangat banyak juga calon penumpang untuk jurusan Bukittinggi, Payakumbuh, Batusangkar, Pariaman, Lubuk Sikaping, pada umumnya juga banyak dari kalangan mahasiswa.
Demikian juga untuk calon penumpang jurusan kota-kota lainnya di Sumatera Barat seperti Pesisir Selatan, Sijunjung, Sawah lunto, Dharmasraya dan lain sebagainya. Para calon penumpang yang kebanyakan generasi muda dengan penuh semangat pulang kampung halamannya untuk satu kata memeriahkan pesta demokrasi dalam memberikan hak suaranya pada Tempat Pemungutan Suara (TPS) di daerah tempat tinggalnya masing-masing.
Sangat meriah sekali pesta demokrasi kita kali ini. Pemilih pemula yang kebanyakan dari kalangan mahasiswa dengan penuh semangat memberikan dukungannya, baik secara moril dan materil. Mereka rela menunggu berjam-jam di tempat pemberangkatan bus asalkan dapat pulang kampung.
Bagi yang tidak bisa naik bus, banyak juga diantara mereka yang pakai kenderaan roda dua untuk pulang kampung. Meskipun hujan, mereka terus saja pulang kampung. Jauhnya rumah tidak jadi persoalan, pokoknya besok bisa ikut mencoblos dalam kegiatan pemilu.
Pemilihan umum (Pemilu) adalah proses memilih seseorang untuk mengisi jabatan politik tertentu. Jabatan tersebut beraneka ragam, mulai dari jabatan presiden/eksekutif, wakil rakyat/legislatif di berbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala desa (Wikipedia).
Pemilu merupakan salah satu usaha untuk mempengaruhi rakyat secara persuasif (tidak memaksa) dengan melakukan kegiatan retorika, hubungan publik, komunikasi massa, lobi dan lain-lain kegiatan.
Mahasiswa sebagai generasi muda akan menjadi penentu arah demokrasi Indonesia ke depan dalam pemilu. Jumlahnya yang signifikan sebenarnya bisa memberikan kontribusi besar bagi bangsa ini. Oleh karena itu, segala upaya perlu dilakukan untuk meningkatkan partisipasi mereka dalam memberikan hak pilih.
Mahasiswa bagaimanapun juga adalah kelompok sosial yang istimewa di tengah masyarakat Indonesia. Mereka dianggap memiliki peran historis yang signifikan dalam sejarah bangsa ini. Terutama sebagai penyambung lidah rakyat yang masih dipercaya yang masih jujur, idealis, dan bersih dari tunggangan kepentingan partai dan golongan.
Bagi pemilih pemula, pemilu bukanlah semata-mata peristiwa politik, atau hanya sekedar memilih untuk menggugurkan kewajiban melalui hak suaranya. Namun, pemilu merupakan bagian dari perbaikan sosial dan ekonomi, untuk mengangkat citra bangsa Indonesia di mata dunia.
Berdasarkan hasil survei Lembaga Indikator Politik Indonesia dan Lembaga Survei The Republic Institute, pemilihan di Pilkada serentak tahun 2018 lalu tingkat partisipasi pemilih masih tergolong rendah (diy.kpu.go.id).
Kontribusi pemilih pemula dalam pemilu sangat diperlukan, mudah-mudahan dengan tingginya semangat pemilih pemula pada tahun ini akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia di segala bidang. Semoga