Spiritsumbar.com, Padang – Imelda Sari terpilih secara aklami menjadi Ketua Umum (Ketum) Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Sejarah Universitas Andalas (Unand) periode 2018-2022 pada musyawarah besar ke-2 di Convention Hall Unand, Jumat (30/3/2018).
Dalam penjaringan, selain Imelda, sebetulnya ada nama lain yang mengapung yakni Letkol Seherman. Sayang ketua panitia pelaksana reuni akbar dan musyawarah besar ini tidak memenuhi persyaratan untuk maju ke tahapan pemilihan.
Suherman yang merupakan angkatan 1984, hanya mendapat dukungan 9 suara dari delegasi (per angkatan). Sementara syarat yang diatur dalam tata tertib pemilihan minimal harus mengantongi 10 dukungan delegasi.
Imelda Sari merupakan angkatan sejarah 1987. Saat ini, dia dikenal luas menjabat Ketua Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat.
Untuk mamaksimalkan peran signifikan alumni sejarah tentu dia tidak bisa sendirian. Oleh sebab itu, dia berharap alumni yang berjumlah lebih kurang 1200, sama-sama berkontribusi, bukan hanya untuk ranah alumni dan jurusan, tapi juga masyarakat, bangsa dan negara.
“Ini tantangan kita semua. Saya rangkul semua angkatan masuk ke dalam pengurusan. Rangkul semua yang berprofesi apa pun. Saya ingin memberi kesempatan rekan semua berkontribusi secara maksimal dan optimal,” ujarnya.
Dalam era kepengurusannya, Imelda sebagaima mencuat dalam mubes akan dibentuk yayasan dan badan usaha berbentuk koperasi.
Di samping itu, segara mungkin juga akan dibangun database alumni, sehingga bisa saling berkabar dan memberi informasi secara faktual.
“Jika kita bahu-membahu serta saling bantu-membantu satu sama lainnya, maka saya yakin IKA Sejarah beserta jurusan Ilmu Sejarah Unand ini bisa berkiprah di tingkat nasional,” ungkapnya.
Alumni Sejarah, Kemampuan Menjemput Masa Lalu
Kala didaulat menyampaikan visi misinya ke depan, Imelda bukan memulainya dari masa lalu sebagaimana terminologi sejarah, melainkan realitas kekinian.
Detik ini, sebutnya, ada sekitar 100 juta generasi milenial dimana di antaranya adalah mahasiswa sejarah. Arti kata, sejarah jangan terpaku pada masa lalu sebagaimana defenisinya, namun bagaimana sejarah (mereka yang mendapat pendidikan sejarah) merebut masa depan.
Mantan wartawan SCTV ini menggarisbawahi IKA Sejarah bukan hanya forum silahturahmi, beranjang sana antar angkatan, memberi akses atau jaringan pada mahasiswa, membuka komunikasi yang baik pada jurusan, tapi lebih penting bidang keilmuwan sejarah sendiri juga bisa menjadi peluang bagaimana merebut masa depan.
“Karena kita punya generasi milenial hampir 100 juta dari 250 penduduk. Kalau kemudian mereka apatis artinya ada kegagalan dalam diri kita memberi refleksi kepada mereka apa yang dimaksud bangsa dan nation,” tandasnya.
Generasi milenial penting diberi pemahaman masa lalu untuk menakar masa depan.
Sementara tamatan sejarah terbiasa membuat satu dokumen jadi tulisan yang basah dan menarik.
Imelda berharap dari pemikiran tokoh besar dari zamannya seperti tokoh-tokoh yang lahir dari Minangkabau, anak sejarah Unand mengembangkan pemikiran tersebut.
Hal demikian, menurutnya, suatu langkah nyata gerakan spririt, alumni, jurusan maupun mahasiswa, untuk menegaskan ada manfaat dari sejarah itu, bahwa sejarah itu yang bisa buat narasi-narasi negeri ini ke mana.“Ini kita harapkan ke depan,” tukasnya.
Dia berharap ada forum diskusi, meningkatkan profesionalisme dari profesi seorang sejarawan, apa yang bisa direbut.
“Basic kita bagaimana bisa merebut masa depan. Karena dari sejarah juga kita belajar. Banyak sosok pemimpin dulu, memimpim republik dengan kapasitas yang baik, sehingga patut dicontoh,” terangnya.
Alumni sejarah Unand yang mencapai angka 1200, saat ini terserap pada beragam lini pasar. Sebagian ada sebagai wartawan, sejarawan, di museum, dan usaha sendiri.
Berhubung hari ini adalah era teknologi dan digital, Imelda mendorong jurusan menggencarkan pemenuhan keahlihan (skill) kepada mahasiswa. Sehingga setelah lulus mereka punya kecapakan yang dibutuhkan pasar.
Imelda berharap para mahasiswa kita di jurusan Ilmu Sejarah Unand memiliki skill yang mumpuni sehingga bisa terbang melanglang buana kesana kemari. Bisa mencari arsip-arsip sejarah yang berada di luar negeri, seperti di London, Leiden dan lainnya sebagainya,
“Ini juga harus dilakukan alumni, ada cukup banyak alumni mematangkan itu. Dari 24 angkatan saya minta mereka berkontribusi saling memberi, berkontribusi pada alumni,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua jurusan Ilmu Sejarah Anatona berharap seluruh alumni menjaga kekompakan saling menghormati, menghargai dan menyayangi. “Alumni senior menuntun yang yunior,” pintanya.