Motivasi itu berhasil mendisiplinkan para bocah yang merupakan generasi masa depan Islam tersebut. (Baca: Menggali Potensi Penerus Bangsa)
Usai Shalat Dhuha, secara langsung mereka menggabungkan diri dengan kelompok masing –masing. Nugi, Airin, Arjuna dan Velisa yang selalu berlarian sambil bercengkrama juga menyatukan diri. Para bocah yang baru menajak usia 4 tahun itu, juga asyik menghafal (Tahfidz) Quran sambil bermain dengan Ustadz Syarif Hidayat. Apalagi, guru yang masih berstatus Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam – Pengembangan Ilmu Al Quran (STAI-PIQ) Sumatera Barat ini sangat menyukai dunia anak. Maka sangat klop antara keinginan santri dengan sang guru.
Artikel Lainnya
Selain itu, juga ada kelompok usia bocah usia 5 sampai 6 tahun, namun sudah bisa menghafal dengan baik. Mereka ini dibina oleh Ustadz Rahmad Hidayat, yang juga alumni STAI-PIQ. Mereka memang masih sering bertindak usil, tapi hal itu justru memberi motivasi sendiri dalam proses pembelajaran. Apalagi daya tangkap mereka yang berada dikelompok ini sangat cukup tinggi. Mereka lebih cepat melakukan hafalan ayat demi ayat yang disodorkan para ustadz.
Selain itu ada kelompok level III yang berusia 7 sampai 9 tahun. Mereka ini, rata rata telah hafal beberapa surat juzz ama. Sedangkan kelompok yang sudah hafal banyak surat tergabung pada kelompok IV. Dikelompok ini sudah 2 orang yang hafal hampir 2 juzz. Malahan, salah satu dari mereka juga berhasil meraih juara 2 Tahfidz pada MTQ tingkat Kecamatan Lubuk Begalung beberapa waktu lalu.