Oleh: Saribulih
Banyak literatur menjelaskan jiwa dagang orang Padang (sebutan masyarakat Minangkabau di perantauan) tak jauh berbeda dengan orang China. Malahan, kedua etnis ini juga identik dengan jiwa merantau.
Walau begitu, keduanya juga memiliki perbedaan yang mendasar. Kalau orang Padang merantau, selalu peduli dengan kampung halaman. Bak kata pepatah, sejauh terbang bangau, hinggapnya ke kubangan juga. Sementara, etnis China justru sebaliknya, yang dikenal dengan istilah merantau China. Mereka kalau merantau jarang pulang ke negerinya. Malahan, bisa-bisa menguasai daerah baru yang ditempatinya.
Perbedaan berikutnya, etnis China dalam berdagang sangat peduli dengan prinsip pemasaran. Mereka, kalau berdagang sangat mempedulikan pelanggan. Pembeli adalah raja, begitu kentara bagi mereka. Begitu, seseorang menjadi pembeli, maka secara otomatis menjadi pelanggan yang tak akan berpindah ke lain hati.
Berbeda dengan pedagang Padang yang lebih menonjolkan prinsip dagang. Bagi mereka,hari ini harus mendapatkan untung besar dan tak peduli untuk hari esok. Biar pembeli hanya satu atau dua orang, yang dari mereka dapat untung besar.
Malahan prinsip yang dikenal dengan Aji Mumpung lebih kentara, di saat pengunjung lagi ramai. Begitu, pembeli ramai harga langsung meroket naik.