Aktualisasi Pengembangan Obyek Wisata

oleh

Oleh RIYON

Siapapun orangnya yang pernah merasakan cabai rawit kalau istilah Sumatera Barat “Lado Kutu”. Bentuknya kecil tetapi pedasnya minta ampun luar biasa. Bisa sampai bikin telinga panas memakan samba lado kutu.

Begitulah kira-kira kalau diumpamakan Kota Sawahlunto. Meskipun hanya 4 kecamatan kecil, tetapi bagai cabai rawit  sangat pedas dalam konteks terobosan-terobosan baru memajukan Pariwisata oleh Walikota Ali Yusuf dan Wawako Ismet serta stakeholder yang terkait dengan pariwisata dan mendapat dukungan oleh masyarakatnya.

Perencanaan pengembangan pariwisata dengan kajian yang mendalam dan matang. Kemampuan SDM para stakeholder dengan semangat memacu kebersamaan kreatif dan inovatif, dalam memanfaatkan pasca tambang warisan PTBA Unit Produksi Ombilin. Lalu menjadikan aset tak terhingga di dalam memacu  progresnya Ekowisata pasca Tambang Yang Berbudaya.

Geliatnya positif membawa berkah baik untuk Pemko  Sawahlnto maupun masyarakat Sawahlunto itu sendiri. Lalu hadir destinasi wisata antara lain, Kandi, Puncak Cemara, Water Boom Muara Kalaban yang sudah duluan beberapa tahun lalu dibangun dan lainnya.

Konsep pengembangan pariwisata memakai daya dorong azas berkelanjuan istilahnya “Multi Dimensi Sustainable Development””. Pengejatahannya dari destinasi wisata alam,Wisata Religi, Wisata Reklamasi, wisata kuliner, wisata budaya, wisata kerajinan Khas Sawahlunto hasil UKM masyarakat setempat, bahkan setiap tahunnya perkembangannya semakin pesat.

Menarik dibaca